Senin, 22 April 2013

Tugas 3, JARINGAN KOMPUTER

KOMPONEN HARDWARE

  • PC (Personal Computer)
  • NIC (Network Interface Card)
  • Kabel (wired) ada 3 macam :
  1. Coaxial
  2. Twisted Pair 
  3. Fiber Optik

  • Konektor
  • Hub
  • Switch
  • Bridge
  •  Repeater
  • Router
  • Access Point
  • Antena
     


    TERMINATOR PADA TOPOLOGI BUS




    MACAM-MACAM TOPOLOGI

    1. Topologi Bus
    2. Topologi Rin
    1. Topologi Star
    2. Topologi Full Mesh 
    3.  Topologi Partial Mesh

Sabtu, 20 April 2013

Flu Harus Segera Diobati Untuk Kurangi Resiko Kerusakan Otak

TUGAS KE LIMA BAHASA INDONESIA (artikel informatif)

 


(Jakarta, 20 April 2013) 
Saat terserang flu, kebanyakan orang akan berpikir bahwa efek buruknya hanya sakit tenggorokan dan nyeri selama seminggu. Padahal, infeksi virus sebenarnya dapat bertahan lama dan efeknya mempengaruhi otak, namun tak terdeteksi dengan jelas.

Virus influenza dan herpes dapat menyebabkan sel-sel otak lebih rentan terhadap kerusakan di kemudian hari dan meningkatkan risiko penyakit Alzheimer serta Parkinson. Hal itu disebabkan karena virus bisa masuk ke otak dan memicu peradangan yang dapat merusak sel-sel otak.

"Virus dan peradangan adalah faktor awal bagi beberapa penyakit saraf yang paling umum. Satu serangan flu saja tidak akan menyebabkan kerusakan yang signifikan. Tapi sepanjang usia, kerusakan pada sel-sel menumpuk. Dan bersama dengan tekanan dari lingkungan, gangguan itu dapat membunuh sel-sel otak dan memicu penyakit otak," kata Dr Ole Isacson, profesor neurologi di Harvard Medical School.

Dalam artikel yang dimuat oleh jurnal Science Translational Medicine, Isacson menjelaskan bahwa variasi jumlah infeksi akan membedakan orang yang akan mengalami penyakit Parkinson pada usia 65 tahun ataukah pada usia 95 tahun.

Maka itu segera melakukan tindakan untuk menurunkan peradangan yang terjadi setelah infeksi virus akan mengurangi kerusakan sel dan risiko penyakit otak.

Isacson merujuk sebuah peneltiian tahun 2011 terhadap 135.000 orang yang menemukan bahwa orang yang meminum ibuprofen, obat untuk mengurangi peradangan, memiliki kemungkinan 30% lebih rendah mengalami Parkinson selama enam tahun dibandingkan dengan yang tidak meminum obat.

Salah bukti awal mengenai hubungan antara penyakit virus otak berasal dari pandemi influenza tahun 1918. Setelah wabah flu tersebut, ada peningkatan dramatis kasus penyakit yang disebut parkinson postencephalitic, penyakit dengan banyak gejala yang sama seperti Parkinson.

Dalam percobaan lain yang lebih ketat, sebuah penelitian tahun 2009 menunjukkan bahwa tikus yang disuntik dengan virus flu H5N1 mengalami infeksi sel-sel di daerah otak yang diketahui mempengaruhi penyakit Parkinson.

Penelitian juga menunjukkan bahwa infeksi virus herpes tertentu dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Selain itu, radang otak yang disebabkan oleh virus dapat mengarah langsung pada penyakit Parkinson akut yang bertahan sementara, namun kasusnya sangat jarang.

"Tapi pada banyak kasus, infeksi virus di otak tidak terlihat. Dampak dari infeksi tidak akan diketahui sampai terjadi kerusakan otak yang cukup besar," kata Isacson seperti dilansir MyHealthNewsDaily.com, Kamis (16/2/2012).

Beberapa minggu setelah infeksi, jumlah molekul penyebab peradangan yang disebut sitokin mencapai puncaknya. Banyaknya jumlah sitokin inilah yang diduga bertanggung jawab atas kerusakan sel otak yang berhubungan dengan infeksi virus.

Jika peneliti bisa menemukan cara untuk memblokir jumlah molekul ini, maka risiko penyakit saraf dapat dikurangi.

Selain itu, peneliti juga mencoba mengidentifikasi virus yang menyebabkan lonjakan sitokin sangat parah untuk lebih memahami infeksi apa yang menimbulkan risiko terbesar bagi otak.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami infeksi apa saja yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan memicu penyakit otak.

Sumber:
kesehatan

KARANGAN

TUGAS KE EMPAT BAHASA INDONESIA

Jakarta, 20 April 2013
Pengertian karangan dalam kamus yaitu hasil mengarang, tulisan, cerita pendek, buah pena (depdikbud 1995 : 445). Sebelum penulis mengemukakan pengertian karangan menurut para pakar bahasa yang lain, terlebih dahulu penulis akan mengemukakan pengertian mengarang “Merangkai, menyusun secara cermat buah pikiran kedalam bentuk tulisan beruntun dan teratur tentang suatu masalah. Istilah lain yang sering digunakan adalah menulis” (Syamsudin 1994 : 2).
Berdasarkan pengertian mengarang yang telah penulis kemukakan di atas, maka mengarang merupakan kegiatan berbahasa tulis, hasil kegiatan itu disebut karangan.
Pengklasifikasian karangan dapat ditinjau dari dua segi. Ditinjau dari segi isi, maka karangan dapat dibedakan menjadi karangan fiksi dan nonfiksi atau rekaan dan ilmiah. Kedua karangan ini memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Karangan fiksi (rekaan) berisi cerita yang bukan kenyataan tetapi merupakan hayalan atau imajinasi pengarang, sedangkan karangan ilmiah (non fiksi) merupakan karangan yang isinya dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan berdasarkan ilmu karena bersifat ilmiah. Karangan ilmiah (fiksi) menggunakan bahasa dengan kata yang bermakna konotasi.

Ditinjau dari cara menyampaikan masalahnya dalam karangan, maka karangan dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
Karangan Narasi
Karangan narasi adalah karangan yang mengisahkan, menceritakan, suatu peristiwa atau masalah yang disusun secara kronologis (sistematika kewaktuan) dengan tujuan memperluas wawasan seseorang.
Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang menjelaskan, menerangkan, memberitahukan suatu masalah atau objek agar orang lain mengetahuinya. Dari karangan ini diharapkan orang yang tidak mengetahui menjadi tahu dan yang tidak jelas menjadi jelas setelah membaca karangan ini.
Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi adalah karangan yang mengutarakan alasan untuk membuktikan sesuatu, dengan maksud meyakinkan pembaca tentang sesuatu yang menjadi topik dalam karangan itu.
Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi adalah karangan yang memaparkan, menggambarkan secara rinci dengan menyertakan bukti-bukti sehingga pembaca seolah-seolah terlibat didalamnya secara langsung.
Karangan Persuasi
Karangan persuasi adalah adalah karangan yang mempengaruhi, mengajak, menganjurkan sesuatu kepada orang lain uyntuk berbuat atau bertindak sesuai dengan yang diharapkan pengarang.


MACAM-MACAM KARANGAN

1. KARANGAN ILMIAH

Menurut Brotowidjoyo, karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuanyang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).
Karangan Ilmiah atau yang sering disebut karya ilmiah adalah karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu. Demikian juga karangan non ilmiah memiliki ciri khasnya tersendiri. Lalu bagaimana membedakan satu sama lainnya, di dalam tulisan ini akan dijelaskan bagaimana membedakan antara semua jenis karangan tersebut.

Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain:

1.  Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
3. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar,
yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung
dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi
(paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).

Ciri – Ciri Karya Ilmiah:

Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
b. komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
c. sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
d. penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Selain ciri-ciri diatas karangan ilmiah juga mempunyai ciri-ciri, antara lain:
  • Kejelasan. Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
  • Kelogisan. Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
  • Kelugasan. Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
  • Keobjektifan. Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
  • Keseksamaan. Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
  • Kesistematisan. Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
  • Ketuntasan. Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.

Macam – macam karangan ilmiah:

Ada berbagai macam karangan ilmiah, berikut diantaranya :
  • Laporan penelitian. Laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dsb.
  • Skripsi. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si).
  • Tesis. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.
  • Disertasi. Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
  • Surat pembaca. Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
  • Laporan kasus. Tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.

2. KARANGAN SEMI ILMIAH

Karangan semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi-formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis semi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.

Ciri-ciri karangan semi ilmiah atau ilmiah popular, yaitu :
  • Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
  • Fakta yang disimpulkan subjektif;
  • Gaya bahasa formal dan popular;
  • Mementingkan diri penulis;
  • Melebih-lebihkan sesuatu;
  • Usulan-usulan bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive.
Jenis karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi buku. Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku.

3. KARANGAN NON-ILMIAH

Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah:

  • Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
  • Fakta yang disimpulkan subyektif.
  • Gaya bahasa konotatif dan populer.
  • Tidak memuat hipotesis.
  • Penyajian dibarengi dengan sejarah.
  • Bersifat imajinatif.
  • Situasi didramatisir.
  • Bersifat persuasif.
  • Tanpa dukungan bukti.
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.


Sumber :