Mungkin kita pernah mendengar pepatah yang berbunyi “manusia tidak pernah puas”, saya menangkap pepatah ini dalam dua pengertian yakni negatif dan positif. Negatif karena terkadang dalam kehidupan ekonomi manusia tidak pernah puas akan apa yang telah dimilikinya dan terus mencoba melebihi apa yang sudah jadi batas kemampuannya, sehingga sehingga hidupnya bersifat konsumtif bukan produktif. Positif karena manusia tak pernah puas akan ilmu, pengetahuan, informasi, dsb yang dimilikinya sehingga manusia akan terus dan terus belajar dalam hidupnya. Inilah maksud dari “We Know Nothing” sebagai manusia terus belajar dan menggali ilmu adalah hak tiap individu. Dalam menggali ilmu (pendidikan) biasanya kita langsung berfikir tentang sekolah padahal menggali ilmu itu sendiri dibagi menjadi 2 macam, formal dan non formal*:
• Pendidikan formal: merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
• Pendidikan nonformal: paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja.Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya. Program – program PNF yaitu Keaksaraan fungsional (KF); Pendidikan Kesetaraan A, B, C; Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); Magang; dan sebagainya Lembaga PNF yaitu PKBM, SKB, BPPNFI, dan lain sebagainya.
Dalam dunia yang terus berkembang, tentu kita dituntut untuk terus belajar dan menggali informasi. Banyak cara yang bisa kita lakukan dalam menggali informasi baik itu membaca, bergaul, bermain, dsb kita bisa mendapatkan informasi bahkan belajar suatu hal. Kita harus membuka wawasan kita ke lingkungan sekitar, kita harus membuka mata dan telinga akan apa yang ada di sekitar kita karena apa yang kita dapatkan di sekolah maupun perkuliahan tidak akan bermakna jika kita tidak mengaplikasikannya di masyarakat. Di era globalisasi ini setiap individu memang dituntut lebih kreatif, kekreatifitasan ini tentu bisa didapatkan dari masyarakat. Orang yang menutup mata-telinganya akan apa yang ada dan terjadi di masyarakat tidak akan pernah berkembang. Menutup mata-telinga maksudnya adalah tidak mau mencari akan informasi dari lingkungan sekitar, baik itu dalam dunia nyata maupun dunia maya. Kita telah membahas apa maksud dari “WE KNOW NOTHING” , belajar dalah kata kata kuncinya. Lalu bagaimana dengan “WE KNOW ALLTHING” mengapa mengetahui segala hal tidak jauh lebih baik daripada mempelajari berbagai hal? Mengetahui berbagai hal memang didambakan setiap orang, karena ini terkesan menggambarkan orang yang cerdas, pandai, berwawasan luas, dsb. Namun tahukan kalian akan dampak yang negatif dari “WE KNOW ALLTHING” ini? Kadang orang yang sudah mengetahui segala hal akan menjadi sombong dan malas, karena dia merasa dirinya telah mencapai titik puncak dari suatu pengetahuan. Ini juga bisa berdampak ke hubungan sosial, orang di sekitarnya tidak akan memiliki interesting dalam berbicara dengan dirinya. Ini hanya sebagai contoh mengapa “WE KNOW ALLTHING” tidak lebih baik dari “WE KNOW NOTHING” karena menurut saya ini hanyalah perbedaan paham dan cara kita memandang bagaimana kita menghadapi ilmu pengetahuan dan informasi di sekitar kita. Mudah saja, orang yang berfikiran “WE KNOW NOTHING” akan terus berkembang dibandingkan dengan orang yang berfikiran “WE KNOW ALLTHING”.
*** Tom Krause “Jika kau hanya melakukan apa yang kau tahu bisa kau kerjakan, kau tidak akan bisa berbuat lebih.” Tom Krause (1934), motivator, guru, dan pelatih”. Kalimat emas ini jelas menggambarkan jika kita hanya melakukan apa yang kita bisa dan ketahui itu hanyalah akan menjadi sia-sia, karena kita tidak akan mendapatkan hal yang berguna untuk masa depan kita. Mencoba hal baru adalah hal yang dianjurkan dalam quotes ini, karena dengan bereksperimen akan hal yang belom pernah kita lakukan akan memberikan pengetahuan baru yang tentunya akan berguna untuk masa depan kita. Kita tahu pengalaman adalah guru yang paling baik, maka dari itu dengan kita mencoba berbagai hal kita akan mendapatkan pengalaman-pengalaman yang membuat kita menjadi semakin matang. Masa muda adalah masa yang berapi-api, begitulah yang dikatakan oleh raja dangdut Indonesia bang haji Rhoma Irama. Menurut saya hal ini sangat positif dalam pengertian semangat yang tinggi dalam meraih cita-cita juga berbagai hal tentang hidup. Hal tersebut juga bisa digunakan di berbagai macam hal, sebagai contoh berikut ini adalah tips untuk menjalankan bisnis dari sebuah pengalaman****:
Orang yang belajar dari pengalaman hidupnya adalah orang yang tergolong “WE KNOW NOTHING” karena dia selalu belajar akan apa yang pernah dialaminya maupun akan apa yang ada di depannya.
Saya ingin memeri contoh cerita tentang sosok pemain bola favorit saya yang hingga saat ini telah menjadi pemain elite di kancah eropa. Dia bisa mencapai apa yang dicita-citakanya karena dia belajar dari pengalamannya ketika ia remaja dahulu, bahkan hingga saat ini dia tidak pernah melupakan akan hal tersebut. Namanya adalah Ricardo Izacson Dos Santos Leite, dia adalah mantan pemain AC Milan (klub liga serie A Italy) yang kini bermain untuk Real Madrid Cf. Dahulu saat dia remaja dia pernah mengalami hal yang buruk dengan tulang belakangnya. Dia hampir divonis lumpuh oleh dokter. Tulang punggungnya nyaris patah karena terbentur di kolam renang saat ingin berenang. Kondisinya sangat menyedihkan saat itu, namun dia tidak menyerah. Dia terus berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga diberi kesembuhan. Bahkan dia telah menjadi bintang sepak bola terkenal saat ini. Hal inilah yang membuat dia menjadi pemain paling religius di eropa, hal ini pula yang membuat dia selalu melakukan selebarsi gol dengan berterimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa setiap kali dia mencetak gol. Ini merupakan contoh bahwa jika kita belajar dari pengalaman kita pasti bisa berhasil.
Dengan terus belajar dan berdoa tentu bisa meraih sukses. Tanpa perlu meniru orang lain kita pun bisa meraihnya dengan cara kita sendiri.
TIPS SUKSES BISNIS: BELAJAR DARI PENGALAMAN ORANG LAIN
Ada Banyak Tips Sukses Bisnis yang dikemukakan oleh para praktisi maupun ahli bisnis. Berbeda kepala mungkin akan berbeda tips sukses bisnis yang disarankan, tetapi ada nilai-nilai umum yang bisa dipakai sebagai pedoman sukses dalam bisnis. Bisnis merupakan perjalanan dan perjuangan panjang sebelum meraih kesuksesan dan keberhasilan. Tidak jarang sebelum menuai kesuksesan orang sukses harus terpuruk dalam kegagalan demi kegagalan yang tidak hanya menyakitkan tetapi melemahkan semangat untuk terus berjuang. Orang sukses adalah orang yang mampu bangkit dari kegagalan bukan orang yang tidak pernah gagal.
Dan disini banyak contoh orang yang sukses sebelum menghadapi kegagalan atau orang sukses bukan tidak pernah gagal.
Bagaimana mengatasi kegagalan? Kegagalan menjadi momok bagi setiap orang dalam menjalankan usaha. Betapa sering orang mengalami kegagalan dalam usaha bisnis atau bidang pekerjaan lain kemudian menyerah dan berhenti menerima kenyataan. Seolah-olah kegagalan tersebut adalah akhir dari segalanya dan tidak ada celah untuk menjadi sukses. Pada kenyataannya orang-orang sukses itu bukan tidak pernah gagal. Justru orang-orang sukses adalah orang-orang yang pernah berada dalam posisi kehidupan terbawah dan tidak terbayangkan betapa susah keadaan tersebut oleh orang kebanyakan. Akan tetapi kunci orang-orang sukses mereka bisa bangkit dari kegagalan dan menerima kegagalan sebagai sebuah pelajaran berharga. Itulah cara orang sukses mengatasi kegagalan.
Kegagalan justru jadi pemicu upaya untuk sukses. Kegagalan justru akan membuat orang sukses matang dalam berbagai hal, sebagai bekal untuk sukses. Dalam terminologi agama, kegagalan justru adalah kasih sayang dari Tuhan untuk menunjukkan jalan yang lebih baik dari jalan yang sekarang kita tempuh. Jika Tuhan tidak sayang kita mungkin akan membiarkan kita melalui jalan yang kita anggap baik padahal itu salah dan tidak baik bagi kita. Maka jangan pernah menyerah dalam kegagalan kecil, agar tidak memperoleh kegagalan yang lebih besar.
Bagi pengusaha dalam kategori usaha kecil dan menengah (UKM), kegagalan dalam memulai usaha merupakan hal yang jamak terjadi. Dan tidak jarang membuat para pengusaha pemula berhenti dan tidak lagi meneruskan atau memikirkan untuk bangkit mengatasi kegagalan. Bagi Usaha kecil dan menengah hal terberat adalah merintis sebuah usaha meski setelah usaha berjalan tidak kalah beratnya menjaga kesinambungan usaha agar tetap memberikan keuntungan. Diperlukan motivasi dan kerja keras untuk mewujudkan keberhasilan demi keberhasilan dalam usaha.
Beberapa contoh orang sukses berangkat dari pengalaman hidup yang berat dan pernah melalui ujian kegagalan namun berhasil mengatasi kegagalan dengan tidak berputus asa. Mari kita ambil pelajaran dari beberapa contoh dari orang-orang yang sukses di bidangnya. Siapa yang tidak mengenal Bob Sadino, pengusaha sukses di bidangAgrobisnis di negeri ini. Pengusaha sukses yang senantiasa perpakaian sederhana dan apa adanya.
Dalam sejarahnya Bob Sadino yang pernah bekerja mapan di Eropa dengan fasilitas gaji yang cukup besar tidak membuat dia berpuas diri. Dengan tekad bulat dia memutuskan diri untuk memiliki usaha sendiri tanpa menjadi pesuruh orang lain. Berbekal dua buah mobil mercedez, satu dijual sebagai modal untuk membeli sebidang tanah dan satu lagi digunakan sebagai taxi. Namun malang Taxi tersebut mengalami kecelakaan dan akhirnya hancur. Akhirnya Bob bekerja sebagai kuli bangunan dengan gaji Rp 100.
Kondisi ini benar-benar membuat depresi Bob Sadino . Untuk mengobati depresi yang dialaminya , temannya menyarankan agar ia beternak ayam dan mulai menjual telur-telur ayam. Pada awal berjualan, Bob bersama istrinya hanya menjual telur beberapa kilogram. Akhirnya dia tertarik mengembangkan usaha peternakan ayam. Ketika itu, di Indonesia, ayam kampung masih mendominasi pasar. Bob-lah yang pertama kali memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya ke Indonesia. Bob menjual telur-telurnya dari pintu ke pintu. Padahal saat itu telur ayam negeri belum populer di Indonesia sehingga barang dagangannya tersebut hanya dibeli ekspatriat-ekspatriat yang tinggal di daerah Kemang.
Kini Bob Sadino mempunyai PT Kem Foods (pabrik sosis dan daging). Bob juga kini memiliki usaha agrobisnis dengan sistem hidroponik di bawah PT Kem Farms. Pergaulan Bob dengan ekspatriat rupanya menjadi salah satu kunci sukses. Ekspatriat merupakan salah satu konsumen inti dari supermarketnya, Kem Chick. Daerah Kemang pun kini identik dengan Bob Sadino. Itulah cara Bob Sadino mengatasi kegagalan dalam usaha dengan bekerja keras dan tidak menyerah pada kegagalan.
Perjalanan tokoh kedua adalah Abraham Lincoln, Mantan Presiden AS. Kesuksesannya mencapai puncak tertinggi Presiden AS, tidak lepas dari kegagalan-kegagalan yang dialaminya. Sukses berjalan dari satu kegagalan ke kegagalan yang
lain, tanpa kehilangan semangat. Keberhasilan mengatasi kegagalan menjadikan ia menjadi orang nomor satu di negaranya. Ini adalah rentetan perjalanan hidupnya :
1831 – ia mengalami kebangkrutan dalam usahanya.
1832 – ia menderita kekalahan dalam pemilihan tingkat lokal
1833 – ia kembali menderita kebangkrutan.
1835 – istrinya meninggal dunia
1836 – ia menderita tekanan mental sedemikian rupa,
sehingga hampir saja masuk rumah sakit jiwa.
1837 – ia menderita kekalahan dalam suatu kontes pidato
1840 – ia gagal dalam pemilihan anggota senat Amerika Serikat.
1842 – ia menderita kekalahan untuk duduk di dalam kongres Amerika Serikat.
1848 – ia kalah lagi di kongres Amerika Serikat.
1855 – ia gagal lagi di senat Amerika Serikat.
1856 – ia kalah dalam pemilihan untuk menduduki kursi wakil presiden Amerika Serikat.
1858 – ia kalah lagi di senat Amerika Serikat.
1860 – Ia akhirnya menjadi presiden Amerika Serikat.
Bagi orang lain kegagalan semacam itu mungkin sudah menyurutkan langkah dan mematahkan semangat. Tetapi Bagi Lincoln itu bukan halangan hingga mencapai puncak kesuksesan. Bagaimanapun juga dibalik setiap kegagalan ada peluang untuk sukses. Bisa jadi kegagalan adalah cara Tuhan menunjukkan kepada manusia jalan sukses yang lain.*****
Kebanyakan orang sukses memang seperti itu, meski tidak semua orang sukses melalui jalan penderitaan dan kegagalan. Meski demikian kesuksesan sebuah bisnis membutuhkan perjuangan yang tidak kenal lelah.Inovasi, kreatifitas, kegigihan dan semangat pantang menyerahmerupakan kunci-kunci sukses bisnis yang harus dipegang teguh.
Satu tips sukses bisnis adalah belajar dari pengalaman. Kata-kata bijak mengatakan , Pengalaman Adalah Guru yang paling baik. Demikian juga dengan bisnis, pengalaman mengalami kegagalan menjadikan pelaku bisnis bertambah matang dan mengerti, jika berhasil bangkit dari kegagalan tersebut. Pertanyaan selanjutnya “Apakah Harus Gagal dulu sebelum berhasil? Tidak ada orang yang ingin gagal, secara naluriah semua orang menginginkan usaha yang dijalankan selalu menuai keberhasilan demi keberhasilan. Tetapi dalam proses bisnis harapan tidak selamanya sesuai dengan kenyataan.
Untuk meminimalkan kegagalan dalam bisnis adalah belajar dari pengalaman orang lain. Pengalaman orang lain tidak hanya dari orang-orang sukses saja tetapi juga dari orang-orang gagal . Bagi pelaku bisnis pemula, pengalaman mengelola bisnis tentu saja belum dimiliki. Dengan Belajar dari orang lain kita bisa membuat analisa faktor-faktor penyebab kegagalan dan faktor-faktor pendukung keberhasilan usaha bisnis. Meski praktek langsung dengan melihat orang lain melakukan usaha, tetapi mempelajari pengalaman orang lain tetap memiliki arti yang cukup penting. Tips sukses bisnis dengan belajar dari pengalaman orang lain penting untuk meminimalkan resiko kegagalan, paling tidak tidak mengulangi kesalahan orang lain.
Bagaimana belajar dari orang lain? Banyak Cara bisa dilakukan untuk belajar dari kesuksesan orang lain. Cara sederhana adalah denganbertanya dan melihat langsung kegiatan bisnis dari orang yang bersangkutan. Orang-orang yang telah mencapai kesuksesan biasanya sangat terbuka dalam memberikan informasi dan kiat-kiat sukses bisnis. Tips sukses bisnis yang diberikan langsung oleh sumber memiliki kekuatan sampai ke dalam hati dan fikiran kita. Pengalaman sukses yang dibagikan kepada orang lain tidak akan mengurangi kesuksesan itu sendiri, justru memperluas kesuksesan. Karena itu tidak salah bergaul dengan orang-orang seperti ini untuk belajar, bukan untuk mencari keuntungan sesaat.
Orang sukses biasanya memiliki buku biografi baik yang ditulis sendiri maupun ditulis orang lain, membaca biografi merupakan cara belajar menjadi orang sukses. Meski orang sukses adalah orang yang terbuka dan mau memberikan informasinya , tetapi kesibukan terkadang membuat kita sulit untuk bertemu, saat ini banyak kelompok usaha, instansi atau event organiser yang mengelola seminar Bisnis dan kewirausahaan yang menghadirkan pelaku-pelaku usaha sukses. Sangat baik memanfaatkan kesempatan seperti ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang akan bermanfaat untuk sukses bisnis anda.
Selain tips-tips sukses bisnis belajar dari pengalaman orang lain di atas, ada beberapa tips sukses dalam menjalankan bisnis:
1. Mengubah Pola Pikir, Tindakan manusia dikendalikan oleh cara berfikirnya, untuk sukses yang pertama kali harus diubah adalah cara berfikir kita. Pikiran harus dikondisikan dalam kondisi terdesak agar memacu tindakan menuju kesuksesan.
2. Keterampilan menangkap peluang Usaha, keterampilan tidak hanya berani tetapi juga jeli melihat peluang usaha yang prospektif dan tidak. Peluang usaha yang terlihat kecil tetapi bisa jadi menjanjikan keuntungan yang besar.
3. Melakukan Tindakan, meski pikiran menentukan tindakan tetapi tidak akan berarti apa=apa tsnpa tindakan.. Perubahan positif akan tercapai bila melakukan perubahan dengan tindakan nyata. Keberuntungan lebih berpihak kepada yang banyak mencoba dan melakukannya, bukan kepada orang yang berangan-angan melajukan dan tidak berbuat apa-apa.
4. Memilih Usaha yang belum terlalu banyak dilakukan orang lain.Memilih usaha yang belum banyak dilakukan orang lain meminimalkan persaingan (Threats dalam Analisis SWOT).
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities danThreats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah.
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
• Strengths (kekuatan)
merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
• Weakness (kelemahan)
merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
• Opportunities (peluang)
merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
• Threats (ancaman)
merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan pembandingan antara faktor internal yang meliputi Strength dan Weakness dengan faktor luar Opportunity dan threat. Setelah itu kita bisa melakukan strategi alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.
Selain pemilihan alternatif analisis Swot juga bisa digunakan untuk melakukan perbaikan dan improvisasi. dengan mengetahui kelebihan (Strength dan opportunity) dan kelemahan kita (weakness dan threat), maka kita melakukan strategi untuk melakukan perbaikan diri. Mungkin salah satu strateginya dengan meningkatkan Strength dan opportunity atau melakukan strategi yang lain yaitu mengurangi weakness dan threat.
Sebagai contoh misalnya Analisis SWOT yang saya lakukan untuk mengetahui peta kekuatan dalam blogging. maka analisis SWOT-nya:
• Strength
- tulisan yang saya lakukan merupakan tulisan yang saya peroleh dari pengalaman di bangku kuliah.
- saya menggunakan blog dengan menggunakan cms wordpress sehingga optimasi dan fiturnya begitu mudah.
- saya menggunakan domain dot com sehingga mempunyai nilai lebih dalam pengaturan.
• Kelemahan
- tidak memiliki kemampuan menulis jurnalistik.
- lemah dalam programming web.
- tidak memiliki pengalaman dalam blogging.
• Opportunities
- bergabung dengan komunitas blog seperti Bengawan, blogger teknik industri.
- blog saya terintegrasi dengan jejaring sosial.
• threats
-data blog yang hilang.
-server down.
-keterbatasan waktu dalam blog dikarenakan kesibukan di dunia nyata.******
5.Memilih Bidang usaha yang menarik, semua orang pada dasarnya bisa melakukan apa saja tetapi pilihlah bidang usaha yang paling menarik minat kemudian ditekuni dan dilakukan dengan penuh kesungguhan. Hobi bisa menjadi peluang usaha jika ditekuni dengan sungguh-sungguh.
Orang yang belajar dari pengalaman hidupnya adalah orang yang tergolong “WE KNOW NOTHING” karena dia selalu belajar akan apa yang pernah dialaminya maupun akan apa yang ada di depannya.
Saya ingin memeri contoh cerita tentang sosok pemain bola favorit saya yang hingga saat ini telah menjadi pemain elite di kancah eropa. Dia bisa mencapai apa yang dicita-citakanya karena dia belajar dari pengalamannya ketika ia remaja dahulu, bahkan hingga saat ini dia tidak pernah melupakan akan hal tersebut. Namanya adalah Ricardo Izacson Dos Santos Leite, dia adalah mantan pemain AC Milan (klub liga serie A Italy) yang kini bermain untuk Real Madrid Cf. Dahulu saat dia remaja dia pernah mengalami hal yang buruk dengan tulang belakangnya. Dia hampir divonis lumpuh oleh dokter. Tulang punggungnya nyaris patah karena terbentur di kolam renang saat ingin berenang. Kondisinya sangat menyedihkan saat itu, namun dia tidak menyerah. Dia terus berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga diberi kesembuhan. Bahkan dia telah menjadi bintang sepak bola terkenal saat ini. Hal inilah yang membuat dia menjadi pemain paling religius di eropa, hal ini pula yang membuat dia selalu melakukan selebarsi gol dengan berterimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa setiap kali dia mencetak gol. Ini merupakan contoh bahwa jika kita belajar dari pengalaman kita pasti bisa berhasil.
Dengan terus belajar dan berdoa tentu bisa meraih sukses. Tanpa perlu meniru orang lain kita pun bisa meraihnya dengan cara kita sendiri.
“Better know nothing than half-know many things”
Maksud dari ungkapan diatas adalah lebih baik tidak tahu apa-apa dari pada setengah tahu banyak hal. Dengan tidak tahu apa-apa, maka kita akan bergerak untuk mencari tahu. Kita akan bergerak untuk menggali informasi tentang sesuatu yang ingin kita ketahui. Kita akan berusaha untuk memperdalam pengetahuan tentang sesuatu tersebut.
Setelah kita cukup tahu, maka kita akan mengekspresikan atau menindak lanjuti pengetahuan kita tersebut didalam kehidupan sehari-hari.
Berebeda jika “We half-know many things”, kita tahu banyak hal, namun hanya setengah-setengah atau tidak sepenuhnya tahu. Kita hanya sekedar tahu, namun tidak melakukan tindakan atas pengetahuan-pengetahuan yang kita miliki.
Apalah gunanya memiliki pengetahuan yang banyak apabila kita tidak melakukan tindakan apapun. Ilustrasinya sebagai berikut. Di lingkungan kampus, pihak pengelola kampus sudah memasang peringatan untuk tidak merokok di area kampus, peringatan tersebut sudah terpampang jelas dan tentunya semua mahasiswa tahu mengenai peringatan tersebut. Namun didalam kenyataanya masih banyak mahasiswa yang tetap saja merokok di area kampus. Tanpa memandang aturan tersebut.
Nah, hal ini berarti mahasiswa sebenarnya tahu bahwa mereka dilarang merokok diarea kampus. Tetapi mahasiswa tersebut tidak sepenuhnya tahu mengapa pihak pengelola melarang mereka merokok diarea kampus. Yang mereka tahu hanyalah larangan, tanpa mereka ketahui mengapa larangan tersebut diberlakukan. Mahasiswa tidak mau tahu akibat-akibat yang ditimbulkan dari perbuatan merokok tadi. Mereka tidak mau tahu bahwa dengan merokok, dapat membahayakan orang lain, merugikan orang lain,menyusahkan orang lain. Perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif. Hal ini yang saya maksud dengan membahayakan orang lain, dengan perbuatan merokok berati kita membahayakan kesehatan orang lain, membahayakan jiwa orang lain dan tentunya merugikan orang lain karena mereka membayar biaya kesehatan akibat perbuatan kita. Setelah merokok, biasanya mahasiswa mematikan rokoknya dengan menempelkan dilantai dan meninggalkan bekas atau noda pada lantai. Cleaning service akan kesulitan untuk membersihakan noda tadi yang berarti juga menyusahkan orang lain.
Memang di dunia ini tidak ada manusia yang terlahir sempurna, hanya Tuhan yang memiliki kesempurnaan sedangkan kita sebagai manusia hanya makhluknya yang tentunya banyak memiliki kekurangan, jadi saya berharap janganlah kita sekali-kali berfikir bahwa kita adalah seseorang yang “we know all thing”, karena sebenarnya hanya sang penciptalah yang berhak atas hal itu, dan untuk manusia tidak akan pernah ada yang menjadi seorang we know all thing, karena ilmu di dunia ini tidak ada batasnya, jadi selalulah berendah diri dengan menjadi manusia yang “we know nothing”,karena memang itulah kenyataan yang apa adanya.
Sebenarnya kalimat “We Know Nothing” juga tidak dapat dibenarkan secara seratus persen. Kalimat ini bisa menimbulkan keragu-raguan bagi orang yang membacanya. Apakah mungkin bila ilmuwan terkenal seperti Albert Einstein dan Thomas Alpha Edison dapat kita katakan sebagai orang yang tidak mengerti apapun? Bila mereka tidak mengerti apapun, bagaimana mereka bisa menciptakan rumus-rumus perhitungan matematika dan fisika, bom atom yang ledakannya sangat dahsyat, mesin uap pertama kalinya, serta listrik yang kita gumakan sampai saat ini? Dan yang lebih parahnya lagi, bila orang-orang seperti mereka saja masih dianggap sebagai orang yang tidak mengetahui apapun, maka bagaimana dengan kita yang hanya bisa diam?
Mungkin setelah anda membaca pendapat saya tentang kalimat “We Know Nothing”, anda akan berpikir bahwa kalimat “We Know All-Things” adalah kalimat yang tidak pantas diucapkan oleh makhluk ciptaan Tuhan.
“We Know All-Things” memang tidak pantas diucapkan oleh makhluk ciptaan Tuhan. “We Know All-Things” dapat diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia yang berarti kita mengetahui segala hal. Terlihat agak sombong dan terkesan menyamai Tuhan sebagai Sang Pencipta.
Tetapi seperti yang telah saya katakan sebekumnya, “bila seseorang tidak mengetahui apapun, saya yakin orang tersebut tidak bisa bertahan hidup”. Bagaimana tidak? Sebagai contoh, seseorang tidak mengerti apa itu lapar. Dia tidak mengerti apa itu lapar, apalagi bagaimana caranya agar orang tersebut tidak mati kelaparan? Sama halnya seperti ayam dengan telur. Jika ayam saja tidak mengerti darimana telur itu berasal, bagaimana bisa ayam tersebut bisa mengetahui dirinya sendiri berasal dari telur?
Kembali ke dampak sosial, karena pada dasarnya tulisan ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu social dasar. Pernahkah anda memperhatikan atau paling tidak melihat orang yang sombong? Sedikit atau banyak, mereka pasti tidak disenangi oleh orang –orang yang ada di sekelilingnya, kemudian orang itu pasti akan dijauhi atau dikucilkan dari lingkungan sekitarnya. Sama halnya ketika anda berpikiran bahwa anda adalah orang yang mengetahui segala hal. Mengapa saya bisa berkata demikian? Saya akan berikan sebuah cerita atau ilustrasi kepada anda.
Misalnya saja anda memiliki seorang teman yang memang sudah ditakdirkan untuk tahu segalanya (atau paling tidak teman anda tersebut menganggap bahwa dirinya sudah mengetahui segala hal). Ketika anda memberikan berita, pengumuman, gossip, kabar, atau informasi kepadanya, maka apa yang akan terjadi? Maka dengan entengnya teman anda akan menjawab, “Saya udah tau kok”. Setiap anda memberikan informasi atau berita yang anda anggap paling baru, teman anda selalu memberikan jawaban seperti itu. Kira-kira, apakah anda senang diperlakukan seperti itu? Saya rasa tidak! Malahan anda bisa-bisa jadi membenci teman anda tersebut. Jika terjadi hal seperti ini, maka teman anda tersebut bisa dibilang gagal berinteraksi dengan lingkungan dan orang-orang disekitarnya. Proses interaksi antar manusia yang paling sederhana menurut saya adalah bertanya dan menjawab. Jika anda belum ditanya tetapi sudah tahu jawaban dari pertanyaan tersebut, akankah interaksi sosial bisa terjadi? Tentu saja interaksi tersebut tidak akan pernah terjadi. Dan tentunya anda alan menjadi makhluk yang invidualis.
Kita telah membahas apa maksud dari “ we know nothing “ , dan belajar adalah kata kuncinya . Lalu bagaimana dengan “ we know all thing “ . Mengapa mengetahui segala hal tidak jauh lebih baik daripada mempelajari berbagai macam hal ? Mengetahui berbagai macam hal adalah hal yang didambakan oleh setiap orang . Karena dengan begitu menandakan orang yang cerdas , pandai , berwawasan luas , dan sebagainya . Tetapi terkadang orang yang sudah mengetahui segala macam hal akan menjadi sombong dan tidak mau mendengarkan orang lain di sekitarnya karena dia merasa dirinya telah mencapai titik puncak dari suatu ilmu pengetahuan . Padahal ilmu pengetahuan itu tidak ada batas nya , ilmu pengetahuan akan bersembang seiring dengan berjalannya waktu.
Sumber : http://apajdeh.blogspot.com/2010/10/we-know-nothing-we-know-allthing.html
Minggu, 31 Oktober 2010
HOMO HOMINI LUPUS dan HOMO HOMINI SOCIO
HOMO HOMINI LUPUS dan HOMO HOMINI SOCIO
Manusia adalah makhluk hidup yang paling sempurna dibandingkan makhluk hidup lain yang Tuhan ciptakan. Mengapa demikian? Ini dikarenakan manusia dikaruniai akal budi dimana ini tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya. Manusia diciptakan sebagai penguasa dan penjaga akan apa yang ada di bumi ini, maka dari itu manusialah yang bertanggungjawab akan apa yang terjadi di bumi ini. Kita pasti pernah mendengar kalimat “manusia adalah makhluk social” kalimat ini ingin menjelaskan bahwa manusia sebenarnya tidak bisa hidup sendiri, manusia saling membutuhkan satu sama lain untuk dapat hidup dan memenuhi kebutuhannya. Kata “social” itu sendiri diambil dari pengertian masyarakat, dengan begitu kita bisa menarik kesimpulan bahwa manusia adalah makhluk yang hidup bermasyarakat. Ada 3 macam kebutuhan yang dibutuhkan manusia untuk bertahan hidup yakni:
• Kebutuhan Primer: Adalah kebutuhan yang wajib dimiliki, karena bersifat vital dan tidak bisa ditunda, contoh: makanan, pakaian dsb
• Kebutuhan sekunder: Adalah kebutuhan yang tak harus dipenuhi, namun cukup vital dalam kehidupan. Kebutuhan sekunder biasa dibilang semi primer karena sifatnya yang juga tergolong penting dalam hidup, contoh: Kebutuhan akan tempat tinggal, dsb
• Kebuthan tersier: Adalah kebutuhan yang tak wajib untuk dipenuhi karena tidak mempengaruhi baik itu dimiliki maupun tidak dalam hidup, contoh: kebuthan akan kendaraan bermotor, alat komunikasi, dsb.
Seiring berkembangnya zaman kebuthan pun semakin berubah-ubah. Contohnya seperti sekarang-sekarang ini, kebutuhan akan alat komunikasi (handphone) kian meningkat di masyarakat Indonesia. Hal ini menyebabkan pergeseran kebutuhan, alat komunikasi (handphone) yang tadinya hanya kebutuhan tersier sekarang menjadi kebuthan premier karena gaya hidup yang menuntut mobilitas manusia lebih cepat dan fleksibel. Oleh karena itu terciptalah ide untuk mengembangkan IPTEK oleh manusia. Tidak hanya dalam alat komunikasi, perkembangan IPTEK telah merambat ke segala hal seperti transportasi, keamanan dsb. Perkembangan yang cepat ini mengarah ke dua hal yang berseberangan yakni POSITIF & NEGATIF :
• POSITIF: Maksudnya adalah perkembangan IPTEK semakin menunjang dan kebutuhan manusia kea rah positif. Manusia yan dulu hanya mendapatkan informasi dari pihak ke pihak secara lisan sekarang sudah bias menjelajahi informasi di dunia hanya dengan mengakses internet. Ini merupakan salah satu contoh kemajuan yang dicapai manusia dalam mengembangkan IPTEK-nya. Masih banyak Hal lainnya seperti penggunaan listrik untuk penerangan, dsb.
• NEGATIF : Maksudnya adalah perkembangan IPTEK yang malah justru membuat malapetaka bagi manusia itu sendiri, terutam kepada masyarakat sekitarnya. Pemanfaatan IPTEK yang keliru ini cenderung menghasilkan tindakan criminal dan menurunnya kualitas individu manusia iu sendiri. Contohnya adalah penggunaan computer (internet) untuk membobol bank. Hal ini menjadi batu sandungan bagi manusia, karena ITPTEK yang kian dibanggakan dan dikembangkan justru bias menjadi boomerang bagi kehidupan
Homo Homini Socio hamper memiliki arti yang sama dengan manusia sebagai makhluk social, berikut merupakan definisi dari Homo Homini Socio*:
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan. Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan interaksi antar manusia.
“Manusia adalah serigala bagi manusia lainnya” atau juga disebut “Homo homini Lupus ” istilah ini pertama kali di kemukakan oleh plautus pada tahun 945,yang artinya sudah lebih dari 1500 tahun dan kita masih belum tersadar juga. di jaman sekarang ini sangat sulit Menjadikan Manusia seperti seorang manusia pada umumnya,sepertinya istilah ini masih tetap berlaku sampai sekarang.
Tidak bisa dipungkiri Hidup di dalam suatu negara sangat di butuhkan sosialisasi karena kita tidak dapat Hidup dengan sendirinya tanpa ada manusia lain.Apalagi seperti keadaan sekarang ini kita Hidup di jaman yang serba susah .Demi mempertahankan hidup itu sendiri kita rela melakukan apa saja Mulai dari yang halal sampai yang Haram, tentunya semua itu kita lakukan untuk memperjuangkan kehidupan yang lebih baik.Untuk mewujudkan itu semua memang tidak mudah dimana kita harus menghadapi berbagai konflik yang akan memicu lahirnya sikap saling mangsa Dan disinilah Peran Hati nurani & ego sangat dibutuhkan.
gambaran manusia di jaman sekarang ini sangatlah mengerikan dari segi sikap dan perbuatan terkadang lebih keji dari pada hewan yang paling buas sekalipun,saling sikut,saling berebut saling tikam bahkan saling memangsa layaknya serigala yang buas siap menerkam mangsanya demi sebuah kepuasan (ambisi).
sebagai contoh yang terjadi di dalam kehidupan kita seperti tindakan kekerasan,mulai dari perkelahian ,pembunuhan,pemerkosaan,serta aksi teror pemboman yang sedang trend di negara kita dan perang dunia yang memungkinkan akan terjadi lagi. Apakah itu disebut manusia ? Tidak. Kenapa tidak? Karena itu semua manusia yang melakukanya dan dilakukan terhadap manusia juga ? entahlah..’
Pengakuan sebagai umat beragamapun yang telah patuh terhadap ajaranya kerap kali sebagai alasan tindakan kekerasan bahkan sampai menghilangkan nyawa seseorang. Banyak pelaku kekerasan seperti tersebut menyatakan ini masalah iman, masalah Tuhan atau masalah kebenaran (kebenaran yang ditafsirkan manusia itu sendiri).
Ego seperti apakah yang membuat manusia menggurat sejarah kekerasan dalam perbudakan-rasisme, Holocaust-rasisme, seksisme yang menyuburkan perdagangan manusia untuk kepentingan prostitusi, lalu yang sedang marak disoroti saat ini adalah kekerasan karena spesiesme. Mungkin sudah saatnya bagi manusia melihat jernih kekerasan karena spesiesme. Spesies manusia merasa lebih unggul dari spesies hewan hingga ‘boleh’ diperlakukan sebagai ‘milik-properti’ . Hewan diperlakukan tak beda dengan benda. Perasaan takut, marah, sakit saat disiksa hingga meregang nyawa ‘tak terlihat’ oleh ego manusia. Manusia sedang dan terus memelihara spesiesme ini, pertanyaannya, akan sampai kapan? Manusia butuh kejernihan hati dan akal, menimbang kembali apakah spesiesme layak dipelihara. Jika saja ada spesies yang lebih unggul dari manusia, penguasaan teknologi lebih tinggi dari manusia, manusia bisa saja dieksploitasi, dijadikan objek penelitian, bahkan dijadikan makanan. Saya jadi ingat film the Island, sebuah film futuristik yang mengisahkan tentang komodifikasi manusia kloning untuk kepentingan asuransi kesehatan.
Jaminan kesehatan diberikan dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan adanya manusia kloning. Semua potensi penyakit dapat diatasi. Jika secara genetik Anda memilki potensi penyakit ginjal, diabetes atau jantung, Anda tidak perlu khawatir asal punya DUIT membayar asuransi, organ manusia kloning siap mengganti semua ‘onderdil’ yang bermasalah dalam tubuh Anda. Manusia kloning dengan rekayasa genetik sedemikian rupa diprogram agar tumbuh menjadi manusia yang super sehat untuk menjaga kualitas organnya. Namun rasa dan emosi mereka telah disetel, diprogram sedemikian rupa agar tidak ‘hidup’. Manusia kloning hidup tanpa rasa dan emosi meski dalam akhir cerita ada manusia kloning yang menyimpang , ada manusia kloning yang tetap punya emosi, hingga memberontak. Mereka tak ubahnya ‘benda’. Di sini manusia satu tidak melihat kelayakan yang sama dengan manusia lainnya, hingga Homo Homini Lupus, dominasi sesama spesies subur dan ’sah-sah’ saja. Spesies manusia yang berduit ‘boleh-boleh’ saja memperlakukan manusia kloning sesuai kebutuhan mereka, karena mereka dianggap spesies manusia-benda.
Dalam dunia nyata wajah homo homini lupus sebenarnya tak asing dalam kasus perdagangan manusia entah untuk kepentingan sebagai buruh pabrik, pekerja di dunia prostitusi dengan berbagai modus. Di China modus terbanyak adalah penculikan, mulai dari anak kecil (biasanya untuk dijadikan pekerja seks untuk pedofilia) dan di Indonesia modusnya memanfaatkan keterjepitan keadaan ekonomi. Sebuah kasus di tempat saya dinas dulu terungkap, modus yang digunakan adalah meminta langsung ke orang tua korban dengan memberi segepok uang ke orang tua korban hingga rela melepas anaknya untuk dipekerjakan di Jepang sebagai duta budaya. Kenyataannya, setelah korban sampai di tujuan, korban disodorkan nota utang berisi rincian biaya perjalanan dan biaya pengurusan imigrasi dll. Kondisi terjepit seperti ini, korban tidak memiliki pilihan, hingga terpaksa bekerja di ‘panti’ jauh berbeda dari yang dijanjikan sebelumnya. Sampai pada titik ini, manusia juga telah melihat manusia lain tak ubahnya benda tak berhak punya rasa, yang bisa dieksploitasi. Mungkinkah bakat homo homini lupus ini lahir dan tumbuh bermuasal, berakar dari sikap spesiesme kita terhadap hewan. Sadar tak sadar kita membiasakan diri ‘membenarkan’ mengabaikan rasa mereka. Kita terbiasa memperlakukan mereka seolah tak berhak punya rasa takut, rasa sakit dan rasa cinta akan hidup mereka sendiri.Sebuah ungkapan dari George Angell (1823-1909) sejalan dengan permenungan di atas. Saya kadang ditanya,”Mengapa engkau menghabiskan begitu banyak waktu dan uang berbicara tentang kebaikan kepada binatang padahal begitu banyak kekejaman atas manusia?” Saya menjawab,”Saya bekerja dari akarnya.” Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, “manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani. Manusia, sudah jelas bahwa manusia yang dimaksud di dunia tidak hidup sendiri, dan tidak akan bisa hidup sendiri. Karena itu manusia juga disebut makhluk sosial, makhluk yang hidup berkelompok. Manusia membutuhkan informasi-informasi untuk mengetahui keadaan kehidupan yang ada, untuk memenuhi kebutuhan hidup dan survive atau juga pertahanan hidup di dunia ini.
Manusia adalah makhluk yang mempunyai aturan-aturan atau peradaban yang berbeda beda di dunia ini, setiap titik tempat pasti mempunyai peraturan yang berbeda beda. Peraturan tersebut dibuat untuk mentertibkan dan menyesuaikan dengan keadaan titik tempat tersebut, dan juga dibuat untuk mentertibkan komunikasi antar manusia.
Bukan baru-baru ini manusia sebagai makhluk sosial, tetapi sudah berabad-abad lamanya, sebagaimana telah dikatakan sebelumnya, manusia sangat membutuhkasn satu sama lain, karena beberapa alasan, tetapi ada beberapa alasan yang sangat dominan yaitu :
1. Manusia butuh berinteraksi dan bersosialisasi atas dasar kebutuhan pangan, atau jasmaninya.
2. Manusia butuh berinteraksi dan bersosialisasi atas dasar kebutuhan pertahanan diri, atu kita bisa sebut survival, untuk bertahan hidup.
3. Manusia juga sangat membutuhkan interaksi dan sosialisasi atas dasar melangsungkan jenis atau keturunan.
Dari point-point di atas kita bisa melihat dan membayangkan bagaimana manusia sangat membutuhkan satu sama lain. Bukan hanya membutuhkan, tapi masyarakat atau kumpulan manusia yang berinteraksi adalah suatu komponen yang tidak terpisahkan dan sangat ketergantungan. Sehingga komunikasi antar masyarkat dientukan oleh peranan manusia itu sendiri sebagai makhluk sosial.
Globalisasi, adalah perubahan secara besar-besaran atau secara umum meluas. Dalam arus globalisasi yang berkembang sangat cepat ini manusia menjadi makhluk yang sangat mudah meniru dalam arti meniru sesuatu yang ada di masyarakat yang terdiri dari :
1. Manusia mudah meniru atau mengikuti perkembangan kebudayaan-kebudayaan, dimana manusia sangat mudah menerima bentuk-bentuk perkembangan dan pembaruan dari kebudayaan luar, sehingga dalam diri manusia terbentuklah pengetahuan, pengetahuan tentang pembaruan kebudayaan dari luar tersebut.
2. Penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia, sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Secara umum, keinginan manusia untuk meniru bisa terlihat jelas dalam suatu ikatan kelompok, tetapi hal ini juga kita dapat lihat di dalam kehidupan masyarakat secara luas.Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1. Tekanan Emosiaonal. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
2. Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
3. Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.
• Definisi pertama
Setiap makhluk tidak bisa hidup sendiri dalam menjalani umurnya di dunia ini, makhluk pertama yang bernama Adam pun melakukan komplain kepada Allah SWT atas kesendirian beliau hingga diciptakanlah makhluk yang bernama Hawa. Begitu juga kita sebagai keturunan Nabi Adam pasti juga demikian, atas kasih sayang Allah SWT terhadap seluruh hamba-Nya di dunia ini maka kita diciptakan berpasang-pasangan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa sebagai bentuk hubungan antar makhluk ciptaan Allah SWT dengan tujuan agar kita saling kenal mengenal. Siapapun anda, sekurang-kurangnya memiliki 100 orang yang dikenal. Setiap orang di sekitar kita pasti berpengaruh kepada kita; baik positif maupun negatif sebagaimana kata Aa’ Gym dalam ceramah beliau: berteman dengan orang yang jual minyak wangi maka kita akan kena wanginya, kalau berteman dengan pande besi maka bau pande besi. Namun bukan berarti kita harus mengesampingkan orang-orang yang berpengaruh buruk dan menghambat perjalanan kita meraih kesuksesan. Sebaliknya, kitalah yang harus memperkuat pengaruh positif agar dapat merubah pengaruh negatif tersebut. Teringat pesan orang tua penulis “Jadilah Muhammad (pen: Nabi Muhammad) yang merubah orang-orang di sekitarnya’, pesan tersebut memiliki makna bahwa kita harus menebarkan kebaikan di manapun, kepada siapa pun dan kapan pun.
Kenapa kita perlu bergaul? Karena kita makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya, binatang yang hanya mengandalkan nafsunya pun memerlukan binatang lainnya dalam dunia kebinatangannya, apalagi manusia yang hidup dengan pikiran, nafsu dan perasaan. Jadi, pergaulan atau yang kita kenal dengan silaturrahmi adalah proses pengembangan akses dan bukan jamannya lagi mengembangkan aset, karena aset pada umumnya ada karena kita memiliki akses sebagai sarana mendapatkan aset seperti sabda Rasulullah: siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya dia menyambung tali silaturrahim. (HR. Bukhari). Begitu indah silaturrahim dalam kehidupan ini dan memiliki banyak manfaat sebagai eksistensi kita sebagai manusia, sepengetahuan saya manfaat dari silaturrahim diantaranya. 1) Belajar dari pengalaman orang lain, hal ini sangat penting mengingat waktu kita sangat terbatas untuk mengenyam berbagai pengalaman. Mendengar cerita kesuksesan seseorang dalam menekuni bisnisnya selama 5 tahun, berarti kita telah menghemat waktu yang cukup banyak untuk mendapatkan pengalaman dalam bidang tersebut. Bagaimana jika kita banyak berdialog dengan banyak orang yang memiliki jutaan pengalaman?. 2) Memanfaatkan relasi teman, menurut saya ini metode Multi Level Marketing (MLM), apabila kita punya 10 orang kenalan yang prospektif dan memiliki akses 100 orang yang berpengaruh, maka minimal kita telah memiliki akses 100 orang yang berpengaruh juga. 3) Kekurangan kita tertutup, setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan dalam dirinya, semisal anda tidak bisa mengendarai mobil, maka manfaatkanlah teman anda untuk mengendarainya dan manfaatkan dia untuk mengajari anda mengendarai mobil. 4) Pasar yang potensial, bisnis apapun yang kita miliiki, pasar atau komunitas yang pertama kali harus dibidik adalah orang terdekat atau teman. Karena merekalah yang telah mengenal dan mengetahui reputasi kita, sebab membangun kepercayaan pun di tengah-tengah mereka menjadi lebih mudah. 5) P3K, artinya pertolongan pertama pada kecelakaan. Ingat masa di pondok pesantren, orang yang pertama kali tempat kita meminjam uang adalah teman, bukan pak kyai ataupun jasa peminjaman uang. Orang yang pertama kali menolong dikala sakit adalah teman. Dan masih banyak lagi manfaat dari sebuah pergaulan positif dengan relasi kita.
Hubungan antar manusia juga sama seperti kita melakukan investasi uang di bank, jika kita memberikan sesuatu yang positif terhadap orang lain, berarti kita telah menabung ke bank emosi seseorang. Sebaliknya, ketika kita melakukan sesuatu yang negatif kepada seseorang, maka kita seakan-akan menarik uang yang kita tabung hingga minus atau tidak memilki tabungan sama sekali. Seseorang pemimpin tidak harus yang kuat dan hebat, tetapi pemimpin yang mempunyai paling banyak teman atau koneksi.
• Definisi kedua
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Sosialisasi
Peter Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Berger, 1978:116).
Salah satu teori peranan dikaitkan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead. Dalkam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972). Mead menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain, yaitu melalui beberapa tahap-tahap play stage, game sytage, dan tahap generalized other.
Menurut Mead pada tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya.
Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus dijalankannya, tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat yaitu mampu mengambil peran generalized others. Ia telah mampu berinteraksi denagn orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Menurut Cooley konsep diri (self-concept) seseorang berkembang melalalui interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini oleh Cooley diberi nama looking-glass self.
Cooley berpendapat looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenaoi pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap berikut seseorang mempunyai persepsi mengenai penilain oreang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.
Pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi itu menurut Fuller and Jacobs (1973:168-208) mengidentifikasikan agen sosialisasi utama: keluarga, kelompok bermain, media massa, dan sistem pendidikan.
Jadi homo homini socio dan homo homini lupus ini ada dalam diri manusia. Sadar atau tidak kiti memang seperti itu. Kadang kita baik dngan sesame, kadang kita juga berbuat hal yang tidak baik. Mencelakakan seseorang hanya untuk sebuah keinginan. Seperti pemerintah yang mengaku sebagai wakil rakyat. Yang dalam faktanya mereka memakan uang rakyat. Korupsi itu seperti serigala memakan keluarganya. Merugikan Negara, dan rakyat. Negara menurut teori Thomas Hobbes dibutuhkan untuk mencegah kesewenang-wenangan pihak yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan terhadap rakyat yang lemah. Hobbes menilai bahwa negara dibutuhkan perannya yang besar agar mampu mencegah adanya “homo homini lupus” atau manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya. Hobbes memunculkan teori ini karena di masanya ia melihat adanya kesewenang-wenangan terhadap golongan yang lemah, sehingga perlu adanya peran negara untuk mencegah ini.
“manusia adalah kawan bagi sesama”. Manusia adalah rekan atau teman bagi sesamanya di dunia sosialitas ini (homo homini socius). Pikiran homo homini socius ini ditaruh untuk mengkritik, mengoreksi, dan memperbaiki sosialitas preman; sosialitas yang saling mengerkah, memangsa, dan saling membenci dalam homo homini lupus (sesama adalah serigala bagi manusia).
Sumber :
http://id.wikipedia.org/
http://alxsandy.wordpress.com/2010/10/14/homo-homini-socio-2/
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
http://guruit07.blogspot.com/2009/01/pengembangan-manusia-sebagai-makhluk.html http://dweysocial.blogspot.com/2008/01/manusia-sebagai-makhluk-sosial.html http://id.shvoong.com/social-sciences/1903717-makhluk-sosial/ http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/01/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html
Manusia adalah makhluk hidup yang paling sempurna dibandingkan makhluk hidup lain yang Tuhan ciptakan. Mengapa demikian? Ini dikarenakan manusia dikaruniai akal budi dimana ini tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya. Manusia diciptakan sebagai penguasa dan penjaga akan apa yang ada di bumi ini, maka dari itu manusialah yang bertanggungjawab akan apa yang terjadi di bumi ini. Kita pasti pernah mendengar kalimat “manusia adalah makhluk social” kalimat ini ingin menjelaskan bahwa manusia sebenarnya tidak bisa hidup sendiri, manusia saling membutuhkan satu sama lain untuk dapat hidup dan memenuhi kebutuhannya. Kata “social” itu sendiri diambil dari pengertian masyarakat, dengan begitu kita bisa menarik kesimpulan bahwa manusia adalah makhluk yang hidup bermasyarakat. Ada 3 macam kebutuhan yang dibutuhkan manusia untuk bertahan hidup yakni:
• Kebutuhan Primer: Adalah kebutuhan yang wajib dimiliki, karena bersifat vital dan tidak bisa ditunda, contoh: makanan, pakaian dsb
• Kebutuhan sekunder: Adalah kebutuhan yang tak harus dipenuhi, namun cukup vital dalam kehidupan. Kebutuhan sekunder biasa dibilang semi primer karena sifatnya yang juga tergolong penting dalam hidup, contoh: Kebutuhan akan tempat tinggal, dsb
• Kebuthan tersier: Adalah kebutuhan yang tak wajib untuk dipenuhi karena tidak mempengaruhi baik itu dimiliki maupun tidak dalam hidup, contoh: kebuthan akan kendaraan bermotor, alat komunikasi, dsb.
Seiring berkembangnya zaman kebuthan pun semakin berubah-ubah. Contohnya seperti sekarang-sekarang ini, kebutuhan akan alat komunikasi (handphone) kian meningkat di masyarakat Indonesia. Hal ini menyebabkan pergeseran kebutuhan, alat komunikasi (handphone) yang tadinya hanya kebutuhan tersier sekarang menjadi kebuthan premier karena gaya hidup yang menuntut mobilitas manusia lebih cepat dan fleksibel. Oleh karena itu terciptalah ide untuk mengembangkan IPTEK oleh manusia. Tidak hanya dalam alat komunikasi, perkembangan IPTEK telah merambat ke segala hal seperti transportasi, keamanan dsb. Perkembangan yang cepat ini mengarah ke dua hal yang berseberangan yakni POSITIF & NEGATIF :
• POSITIF: Maksudnya adalah perkembangan IPTEK semakin menunjang dan kebutuhan manusia kea rah positif. Manusia yan dulu hanya mendapatkan informasi dari pihak ke pihak secara lisan sekarang sudah bias menjelajahi informasi di dunia hanya dengan mengakses internet. Ini merupakan salah satu contoh kemajuan yang dicapai manusia dalam mengembangkan IPTEK-nya. Masih banyak Hal lainnya seperti penggunaan listrik untuk penerangan, dsb.
• NEGATIF : Maksudnya adalah perkembangan IPTEK yang malah justru membuat malapetaka bagi manusia itu sendiri, terutam kepada masyarakat sekitarnya. Pemanfaatan IPTEK yang keliru ini cenderung menghasilkan tindakan criminal dan menurunnya kualitas individu manusia iu sendiri. Contohnya adalah penggunaan computer (internet) untuk membobol bank. Hal ini menjadi batu sandungan bagi manusia, karena ITPTEK yang kian dibanggakan dan dikembangkan justru bias menjadi boomerang bagi kehidupan
Homo Homini Socio hamper memiliki arti yang sama dengan manusia sebagai makhluk social, berikut merupakan definisi dari Homo Homini Socio*:
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan. Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan interaksi antar manusia.
“Manusia adalah serigala bagi manusia lainnya” atau juga disebut “Homo homini Lupus ” istilah ini pertama kali di kemukakan oleh plautus pada tahun 945,yang artinya sudah lebih dari 1500 tahun dan kita masih belum tersadar juga. di jaman sekarang ini sangat sulit Menjadikan Manusia seperti seorang manusia pada umumnya,sepertinya istilah ini masih tetap berlaku sampai sekarang.
Tidak bisa dipungkiri Hidup di dalam suatu negara sangat di butuhkan sosialisasi karena kita tidak dapat Hidup dengan sendirinya tanpa ada manusia lain.Apalagi seperti keadaan sekarang ini kita Hidup di jaman yang serba susah .Demi mempertahankan hidup itu sendiri kita rela melakukan apa saja Mulai dari yang halal sampai yang Haram, tentunya semua itu kita lakukan untuk memperjuangkan kehidupan yang lebih baik.Untuk mewujudkan itu semua memang tidak mudah dimana kita harus menghadapi berbagai konflik yang akan memicu lahirnya sikap saling mangsa Dan disinilah Peran Hati nurani & ego sangat dibutuhkan.
gambaran manusia di jaman sekarang ini sangatlah mengerikan dari segi sikap dan perbuatan terkadang lebih keji dari pada hewan yang paling buas sekalipun,saling sikut,saling berebut saling tikam bahkan saling memangsa layaknya serigala yang buas siap menerkam mangsanya demi sebuah kepuasan (ambisi).
sebagai contoh yang terjadi di dalam kehidupan kita seperti tindakan kekerasan,mulai dari perkelahian ,pembunuhan,pemerkosaan,serta aksi teror pemboman yang sedang trend di negara kita dan perang dunia yang memungkinkan akan terjadi lagi. Apakah itu disebut manusia ? Tidak. Kenapa tidak? Karena itu semua manusia yang melakukanya dan dilakukan terhadap manusia juga ? entahlah..’
Pengakuan sebagai umat beragamapun yang telah patuh terhadap ajaranya kerap kali sebagai alasan tindakan kekerasan bahkan sampai menghilangkan nyawa seseorang. Banyak pelaku kekerasan seperti tersebut menyatakan ini masalah iman, masalah Tuhan atau masalah kebenaran (kebenaran yang ditafsirkan manusia itu sendiri).
Ego seperti apakah yang membuat manusia menggurat sejarah kekerasan dalam perbudakan-rasisme, Holocaust-rasisme, seksisme yang menyuburkan perdagangan manusia untuk kepentingan prostitusi, lalu yang sedang marak disoroti saat ini adalah kekerasan karena spesiesme. Mungkin sudah saatnya bagi manusia melihat jernih kekerasan karena spesiesme. Spesies manusia merasa lebih unggul dari spesies hewan hingga ‘boleh’ diperlakukan sebagai ‘milik-properti’ . Hewan diperlakukan tak beda dengan benda. Perasaan takut, marah, sakit saat disiksa hingga meregang nyawa ‘tak terlihat’ oleh ego manusia. Manusia sedang dan terus memelihara spesiesme ini, pertanyaannya, akan sampai kapan? Manusia butuh kejernihan hati dan akal, menimbang kembali apakah spesiesme layak dipelihara. Jika saja ada spesies yang lebih unggul dari manusia, penguasaan teknologi lebih tinggi dari manusia, manusia bisa saja dieksploitasi, dijadikan objek penelitian, bahkan dijadikan makanan. Saya jadi ingat film the Island, sebuah film futuristik yang mengisahkan tentang komodifikasi manusia kloning untuk kepentingan asuransi kesehatan.
Jaminan kesehatan diberikan dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan adanya manusia kloning. Semua potensi penyakit dapat diatasi. Jika secara genetik Anda memilki potensi penyakit ginjal, diabetes atau jantung, Anda tidak perlu khawatir asal punya DUIT membayar asuransi, organ manusia kloning siap mengganti semua ‘onderdil’ yang bermasalah dalam tubuh Anda. Manusia kloning dengan rekayasa genetik sedemikian rupa diprogram agar tumbuh menjadi manusia yang super sehat untuk menjaga kualitas organnya. Namun rasa dan emosi mereka telah disetel, diprogram sedemikian rupa agar tidak ‘hidup’. Manusia kloning hidup tanpa rasa dan emosi meski dalam akhir cerita ada manusia kloning yang menyimpang , ada manusia kloning yang tetap punya emosi, hingga memberontak. Mereka tak ubahnya ‘benda’. Di sini manusia satu tidak melihat kelayakan yang sama dengan manusia lainnya, hingga Homo Homini Lupus, dominasi sesama spesies subur dan ’sah-sah’ saja. Spesies manusia yang berduit ‘boleh-boleh’ saja memperlakukan manusia kloning sesuai kebutuhan mereka, karena mereka dianggap spesies manusia-benda.
Dalam dunia nyata wajah homo homini lupus sebenarnya tak asing dalam kasus perdagangan manusia entah untuk kepentingan sebagai buruh pabrik, pekerja di dunia prostitusi dengan berbagai modus. Di China modus terbanyak adalah penculikan, mulai dari anak kecil (biasanya untuk dijadikan pekerja seks untuk pedofilia) dan di Indonesia modusnya memanfaatkan keterjepitan keadaan ekonomi. Sebuah kasus di tempat saya dinas dulu terungkap, modus yang digunakan adalah meminta langsung ke orang tua korban dengan memberi segepok uang ke orang tua korban hingga rela melepas anaknya untuk dipekerjakan di Jepang sebagai duta budaya. Kenyataannya, setelah korban sampai di tujuan, korban disodorkan nota utang berisi rincian biaya perjalanan dan biaya pengurusan imigrasi dll. Kondisi terjepit seperti ini, korban tidak memiliki pilihan, hingga terpaksa bekerja di ‘panti’ jauh berbeda dari yang dijanjikan sebelumnya. Sampai pada titik ini, manusia juga telah melihat manusia lain tak ubahnya benda tak berhak punya rasa, yang bisa dieksploitasi. Mungkinkah bakat homo homini lupus ini lahir dan tumbuh bermuasal, berakar dari sikap spesiesme kita terhadap hewan. Sadar tak sadar kita membiasakan diri ‘membenarkan’ mengabaikan rasa mereka. Kita terbiasa memperlakukan mereka seolah tak berhak punya rasa takut, rasa sakit dan rasa cinta akan hidup mereka sendiri.Sebuah ungkapan dari George Angell (1823-1909) sejalan dengan permenungan di atas. Saya kadang ditanya,”Mengapa engkau menghabiskan begitu banyak waktu dan uang berbicara tentang kebaikan kepada binatang padahal begitu banyak kekejaman atas manusia?” Saya menjawab,”Saya bekerja dari akarnya.” Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, “manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani. Manusia, sudah jelas bahwa manusia yang dimaksud di dunia tidak hidup sendiri, dan tidak akan bisa hidup sendiri. Karena itu manusia juga disebut makhluk sosial, makhluk yang hidup berkelompok. Manusia membutuhkan informasi-informasi untuk mengetahui keadaan kehidupan yang ada, untuk memenuhi kebutuhan hidup dan survive atau juga pertahanan hidup di dunia ini.
Manusia adalah makhluk yang mempunyai aturan-aturan atau peradaban yang berbeda beda di dunia ini, setiap titik tempat pasti mempunyai peraturan yang berbeda beda. Peraturan tersebut dibuat untuk mentertibkan dan menyesuaikan dengan keadaan titik tempat tersebut, dan juga dibuat untuk mentertibkan komunikasi antar manusia.
Bukan baru-baru ini manusia sebagai makhluk sosial, tetapi sudah berabad-abad lamanya, sebagaimana telah dikatakan sebelumnya, manusia sangat membutuhkasn satu sama lain, karena beberapa alasan, tetapi ada beberapa alasan yang sangat dominan yaitu :
1. Manusia butuh berinteraksi dan bersosialisasi atas dasar kebutuhan pangan, atau jasmaninya.
2. Manusia butuh berinteraksi dan bersosialisasi atas dasar kebutuhan pertahanan diri, atu kita bisa sebut survival, untuk bertahan hidup.
3. Manusia juga sangat membutuhkan interaksi dan sosialisasi atas dasar melangsungkan jenis atau keturunan.
Dari point-point di atas kita bisa melihat dan membayangkan bagaimana manusia sangat membutuhkan satu sama lain. Bukan hanya membutuhkan, tapi masyarakat atau kumpulan manusia yang berinteraksi adalah suatu komponen yang tidak terpisahkan dan sangat ketergantungan. Sehingga komunikasi antar masyarkat dientukan oleh peranan manusia itu sendiri sebagai makhluk sosial.
Globalisasi, adalah perubahan secara besar-besaran atau secara umum meluas. Dalam arus globalisasi yang berkembang sangat cepat ini manusia menjadi makhluk yang sangat mudah meniru dalam arti meniru sesuatu yang ada di masyarakat yang terdiri dari :
1. Manusia mudah meniru atau mengikuti perkembangan kebudayaan-kebudayaan, dimana manusia sangat mudah menerima bentuk-bentuk perkembangan dan pembaruan dari kebudayaan luar, sehingga dalam diri manusia terbentuklah pengetahuan, pengetahuan tentang pembaruan kebudayaan dari luar tersebut.
2. Penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia, sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Secara umum, keinginan manusia untuk meniru bisa terlihat jelas dalam suatu ikatan kelompok, tetapi hal ini juga kita dapat lihat di dalam kehidupan masyarakat secara luas.Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1. Tekanan Emosiaonal. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
2. Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
3. Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.
• Definisi pertama
Setiap makhluk tidak bisa hidup sendiri dalam menjalani umurnya di dunia ini, makhluk pertama yang bernama Adam pun melakukan komplain kepada Allah SWT atas kesendirian beliau hingga diciptakanlah makhluk yang bernama Hawa. Begitu juga kita sebagai keturunan Nabi Adam pasti juga demikian, atas kasih sayang Allah SWT terhadap seluruh hamba-Nya di dunia ini maka kita diciptakan berpasang-pasangan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa sebagai bentuk hubungan antar makhluk ciptaan Allah SWT dengan tujuan agar kita saling kenal mengenal. Siapapun anda, sekurang-kurangnya memiliki 100 orang yang dikenal. Setiap orang di sekitar kita pasti berpengaruh kepada kita; baik positif maupun negatif sebagaimana kata Aa’ Gym dalam ceramah beliau: berteman dengan orang yang jual minyak wangi maka kita akan kena wanginya, kalau berteman dengan pande besi maka bau pande besi. Namun bukan berarti kita harus mengesampingkan orang-orang yang berpengaruh buruk dan menghambat perjalanan kita meraih kesuksesan. Sebaliknya, kitalah yang harus memperkuat pengaruh positif agar dapat merubah pengaruh negatif tersebut. Teringat pesan orang tua penulis “Jadilah Muhammad (pen: Nabi Muhammad) yang merubah orang-orang di sekitarnya’, pesan tersebut memiliki makna bahwa kita harus menebarkan kebaikan di manapun, kepada siapa pun dan kapan pun.
Kenapa kita perlu bergaul? Karena kita makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya, binatang yang hanya mengandalkan nafsunya pun memerlukan binatang lainnya dalam dunia kebinatangannya, apalagi manusia yang hidup dengan pikiran, nafsu dan perasaan. Jadi, pergaulan atau yang kita kenal dengan silaturrahmi adalah proses pengembangan akses dan bukan jamannya lagi mengembangkan aset, karena aset pada umumnya ada karena kita memiliki akses sebagai sarana mendapatkan aset seperti sabda Rasulullah: siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya dia menyambung tali silaturrahim. (HR. Bukhari). Begitu indah silaturrahim dalam kehidupan ini dan memiliki banyak manfaat sebagai eksistensi kita sebagai manusia, sepengetahuan saya manfaat dari silaturrahim diantaranya. 1) Belajar dari pengalaman orang lain, hal ini sangat penting mengingat waktu kita sangat terbatas untuk mengenyam berbagai pengalaman. Mendengar cerita kesuksesan seseorang dalam menekuni bisnisnya selama 5 tahun, berarti kita telah menghemat waktu yang cukup banyak untuk mendapatkan pengalaman dalam bidang tersebut. Bagaimana jika kita banyak berdialog dengan banyak orang yang memiliki jutaan pengalaman?. 2) Memanfaatkan relasi teman, menurut saya ini metode Multi Level Marketing (MLM), apabila kita punya 10 orang kenalan yang prospektif dan memiliki akses 100 orang yang berpengaruh, maka minimal kita telah memiliki akses 100 orang yang berpengaruh juga. 3) Kekurangan kita tertutup, setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan dalam dirinya, semisal anda tidak bisa mengendarai mobil, maka manfaatkanlah teman anda untuk mengendarainya dan manfaatkan dia untuk mengajari anda mengendarai mobil. 4) Pasar yang potensial, bisnis apapun yang kita miliiki, pasar atau komunitas yang pertama kali harus dibidik adalah orang terdekat atau teman. Karena merekalah yang telah mengenal dan mengetahui reputasi kita, sebab membangun kepercayaan pun di tengah-tengah mereka menjadi lebih mudah. 5) P3K, artinya pertolongan pertama pada kecelakaan. Ingat masa di pondok pesantren, orang yang pertama kali tempat kita meminjam uang adalah teman, bukan pak kyai ataupun jasa peminjaman uang. Orang yang pertama kali menolong dikala sakit adalah teman. Dan masih banyak lagi manfaat dari sebuah pergaulan positif dengan relasi kita.
Hubungan antar manusia juga sama seperti kita melakukan investasi uang di bank, jika kita memberikan sesuatu yang positif terhadap orang lain, berarti kita telah menabung ke bank emosi seseorang. Sebaliknya, ketika kita melakukan sesuatu yang negatif kepada seseorang, maka kita seakan-akan menarik uang yang kita tabung hingga minus atau tidak memilki tabungan sama sekali. Seseorang pemimpin tidak harus yang kuat dan hebat, tetapi pemimpin yang mempunyai paling banyak teman atau koneksi.
• Definisi kedua
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Sosialisasi
Peter Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Berger, 1978:116).
Salah satu teori peranan dikaitkan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead. Dalkam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972). Mead menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain, yaitu melalui beberapa tahap-tahap play stage, game sytage, dan tahap generalized other.
Menurut Mead pada tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya.
Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus dijalankannya, tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat yaitu mampu mengambil peran generalized others. Ia telah mampu berinteraksi denagn orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Menurut Cooley konsep diri (self-concept) seseorang berkembang melalalui interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini oleh Cooley diberi nama looking-glass self.
Cooley berpendapat looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenaoi pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap berikut seseorang mempunyai persepsi mengenai penilain oreang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.
Pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi itu menurut Fuller and Jacobs (1973:168-208) mengidentifikasikan agen sosialisasi utama: keluarga, kelompok bermain, media massa, dan sistem pendidikan.
Jadi homo homini socio dan homo homini lupus ini ada dalam diri manusia. Sadar atau tidak kiti memang seperti itu. Kadang kita baik dngan sesame, kadang kita juga berbuat hal yang tidak baik. Mencelakakan seseorang hanya untuk sebuah keinginan. Seperti pemerintah yang mengaku sebagai wakil rakyat. Yang dalam faktanya mereka memakan uang rakyat. Korupsi itu seperti serigala memakan keluarganya. Merugikan Negara, dan rakyat. Negara menurut teori Thomas Hobbes dibutuhkan untuk mencegah kesewenang-wenangan pihak yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan terhadap rakyat yang lemah. Hobbes menilai bahwa negara dibutuhkan perannya yang besar agar mampu mencegah adanya “homo homini lupus” atau manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya. Hobbes memunculkan teori ini karena di masanya ia melihat adanya kesewenang-wenangan terhadap golongan yang lemah, sehingga perlu adanya peran negara untuk mencegah ini.
“manusia adalah kawan bagi sesama”. Manusia adalah rekan atau teman bagi sesamanya di dunia sosialitas ini (homo homini socius). Pikiran homo homini socius ini ditaruh untuk mengkritik, mengoreksi, dan memperbaiki sosialitas preman; sosialitas yang saling mengerkah, memangsa, dan saling membenci dalam homo homini lupus (sesama adalah serigala bagi manusia).
Sumber :
http://id.wikipedia.org/
http://alxsandy.wordpress.com/2010/10/14/homo-homini-socio-2/
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
http://guruit07.blogspot.com/2009/01/pengembangan-manusia-sebagai-makhluk.html http://dweysocial.blogspot.com/2008/01/manusia-sebagai-makhluk-sosial.html http://id.shvoong.com/social-sciences/1903717-makhluk-sosial/ http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/01/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html
Minggu, 10 Oktober 2010
Popularitas Nasi
Kita semua pasti pernah denger dan lihat istilah kata “nasi”. Nasi itu bentuknya berupa butiran dan biasanya berwarna putih. Di Indonesia, nasi itu merupakan makanan pokok yang setiap hari para masyarakat mengkonsumsinya. Terlintas dipikiran kita, “Mengapa nasi menjadi makanan pokok ?”, alasannya karena Negara Indonesia merupakan penghasil padi yang ke-3 di dunia setelah China dan India. Sehingga padi sangat mudah sekali ditemui hampir diseluruh daerah di Indonesia. Tetapi sebagian masyarakat Indonesia lainnya yang berada di pedalaman atau di pelosok daerah, jarang sekali mengkonsumsi nasi, mereka dapat mengganti nasi dengan makanan berkarbohidrat lainnya, seperti ubi jalar, kentang, jagung, gandum dan lain sebagainya.
Mari kita baca selanjutnya !!
Ehhmm,, Sim Salabimm !! ^_^
Proses dari padi menjadi nasi
Setelah padi kita panen, bulir padi (gabah) dipisahkan dari jerami padi. Pemisahan bisa dilakukan secara tradisional maupun modern, cara tradisional yaitu dengan memukulkan seikat padi ke dalam wadah yang telah disiapkan sehingga gabah pun terlepas. Atau dengan cara modern, yaitu langsung menggunakan mesin pemisah gabah. Gabah yang terlepas lalu dikumpulkan dan dijemur. Setelah kering, gabah disimpan atau dapat langsung ditumbuk/digiling. Sehingga beras terpisah dari sekam (kulit gabah). Beras inilah yang nantinya akan dijual di pasaran. Beras memiliki berbagai jenis dan warna, ada yang beras “biasa” yaitu beras yang berwarna putih agak transparan, beras inilah yang sering diproduksi dipasaran. Ada pula beras merah, beras hitam (sangat langka), ketan (beras ketan), dan ketan hitam. Proses selanjutnya, beras yang sudah kita cuci bersih lalu kita rebus dengan air. Perebusan beras sering dikenal dengan istilah “tim”. Perebusan beras dengan air yang berlebih dapat menjadi bubur. Setelah direbus, lalu di tanak didalam wadah yang disebut dandang. Penanakan diperlukan untuk membangkitkan aroma nasi dan membuatnya lebih lunak. Lamanya proses penanakan kurang lebih 30 menit. Nasi pun siap dihidangkan.
Tidak hanya menjadi nasi, beras pun bisa kita olah menjadi hidangan yang melezatkan, seperti pada saat pengukusan beras, bisa dilakukan dengan pembungkusan, misalnya dengan anyaman daun kelapa muda menjadi ketupat, dengan daun pisang atau plastik menjadi lontong atau sebagainya. Selain itu, beras juga bisa sebagai bahan pembuat kue-kue, utamanya sih dari ketan, termasuk pula untuk dijadikan tapai. Nah, ada lagi nih minuman yang populer dari olahan beras yaitu jamu beras kencur, arak dan air tajin. Dan juga obat balur untuk mengurangi rasa pegal (param).
Selain beras, nasi pun bisa kita olah menjadi berbagai hidangan lain yang menarik dan juga tidak akan mengurangi bahkan akan menambah cita rasa nasi tersebut, olahannya itu seperti yang sering kita coba di rumah, atau di jajaran pasar, bahkan di pinggir jalan diantaranya ada yang diolah menjadi nasi rames, nasi kuning, nasi uduk, nasi timbel, nasi goreng, dan nasi-nasi lainnya.
Simakk lagi yaaa !!!...
Si Abrak ketabrakk gubraaakk .. ^_^
• Nasi Rames...
Nasi rames adalah nasi putih biasa yang biasanya di padu padakan dengan beraneka macam lauk-pauk. Atau bisa disebut dengan nasi campur. Eemm..kita dapat menikmati nasi rames ini sesuai dengan selera kita. Ya tentu aja aneka lauk pauk itu tergantung dari warung atau rumah makan yang menyediakannya. Masakan ini sering dijual dengan menggunakan bungkus kertas atau daun pisang.
• Nasi Kuning...
Berbeda dengan nasi rames, Nasi kuning itu terbuat dari beras yang dimasak bersama dengan kunyit serta santan dan rempah-rempah. Nasi kuning adalah salah satu variasi dari nasi putih yang sering digunakan sebagai tumpeng. Dalam tradisi Indonesia warna nasi kuning melambangkan gunung emas yang bermakna kekayaan, kemakmuran serta moral yang luhur. Oleh sebab itu nasi kuning sering disajikan pada peristiwa syukuran dan peristiwa-peristiwa gembira seperti kelahiran, pernikahan dan tunangan. Dalam tradisi Bali, warna kuning adalah salah satu dari empat warna keramat yang ada, disamping putih, merah dan hitam. Oleh karena itu, nasi kuning sering dijadikan sajian pada upacara kuningan.
• Nasi Uduk...
Lain lagi halnya dengan nasi uduk, makanan yang berbahan dasar nasi putih ini diaron dan dikukus dengan santan dari kelapa yang diparut, serta dibumbui dengan berbagai macam rempah-rempah khas Indonesia. Nasi uduk memiliki aroma yang khas dan biasanya banyak dijual pada pagi hari.
• Nasi Tiwul...
Tiwul, atau Thiwul adalah makanan pokok pengganti nasi, beras yang dibuat dari ketela pohon atau singkong. Penduduk Pegunungan Kidul (Pacitan, Wonogiri, Gunung Kidul) dikenal mengkonsumsi jenis makanan ini sehari-hari.
Tiwul dibuat dari gaplek. Sebagai makanan pokok, kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti beras. Tiwul dipercaya mencegah penyakit maag, perut keroncongan, dan lain sebagainya. Tiwul pernah digunakan untuk makanan pokok sebagian penduduk Indonesia pada masa penjajahan Jepang.
• Nasi Goreng...
Nah, untuk makanan yang satu ini nihh, banyak banget dijumpai, dimana-mana banyak yang jual. Bahkan sering juga dibuat oleh para mama-mama yang hobinya memasak di rumah. Emm.... nyammi...
Oh yaa, ternyata nasi goreng merupakan komponen yang sangat penting dari masakan tradisional Thionghoa lohh !. Menurut catatan sejarah, nasi goreng sudah mulai ada sejak 4000 SM. Nasi goreng kemudian tersebar ke Asia Tenggara dibawa oleh perantau-perantau Tionghoa yang menetap di sana dan menciptakan nasi goreng khas lokal yang didasarkan atas perbedaan bumbu-bumbu dan cara menggoreng. Nasi goreng sebenarnya muncul dari beberapa sifat dalam kebudayaan Tionghoa, yang tidak suka mencicipi makanan dingin dan juga membuang sisa makanan beberapa hari sebelumnya. Makanya, nasi yang dingin itu kemudian digoreng untuk dihidangkan kembali di meja makan untuk siap disantap.
Banyak diantara kita yang sering banget gak mau makan, bahkan sering juga membuang-buang nasi ke tempat sampah karena gak diabisin atau juga memberikannya pada bebek-bebek atau ayam-ayam yang mereka pelihara, tapi itu lebih baik daripada nasi itu dibuang begitu saja tanpa adanya rasa kasihan dan tanggung jawab. Emmmm... Sungguh malangnya nasib si nasi.
Seharusnya kita dapat berpikir berulang-ulang kali untuk membuang nasi itu. Sungguh masih banyak orang-orang diluar sana yang kelaparan, yang ingin sekali makan, tapi karena faktor finansial mereka yang kurang beruntung, jadi mereka harus menanggung segala akibatnya. Mereka harus terus mencari dan mencari uang setiap hari hanya untuk membeli nasi atau makanan yang lainnya yang bisa mereka dapatkan dari hasil keringat mereka. Mereka yang dapat makan dengan nasi dan lauk yang apa adanya pun itu sudah merupakan santapan istimewa untuk mereka. Bahkan mereka tak jarang memunguti nasi dan makanan lainnya dari tempat-tempat kotor dan tak layak untuk mereka.
Karena faktor kemiskinan inilah, sehingga mereka sering membuat nasi aking yaitu makanan yang berasal dari sisa-sisa nasi yang tak termakan yang dibersihkan dan dikeringkan di terik matahari. Nasi aking biasanya dijual sebagai makanan unggas. Tetapi belakangan masyarakat pun mulai mengkonsumsi nasi aking. Nasi aking bukanlah makanan yang layak dikonsumsi manusia; berwarna coklat dan dipenuhi jamur. Namun, masyarakat kelas bawah menjadikannya sebagai makanan pokok pengganti nasi karena tak mampu membeli beras. Untuk menghilangkan bau, nasi aking terlebih dahulu dipisahkan dari kotoran, dicuci, dijemur, lalu diberi kunyit untuk mengurangi rasa asam akibat jamur yang tertinggal.
Mari kita baca dan renungkan berita-berita dibawah ini !!
Fenomena Nasi Aking dalam Potret Kemiskinan
Tajuk Suara Merdeka, Senin, 18 September 2006
- Akhir-akhir ini fenomena nasi aking muncul dalam pemberitaan di media massa. Warga di beberapa daerah mulai mengonsumsi hasil pengeringan nasi, yang ditanak lagi itu. Antara lain dialami oleh nelayan di wilayah Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes. Kemungkinan besar kasus serupa juga terjadi di daerah-daerah lain, tetapi tidak atau belum terjangkau media massa. Fenomena nasi aking sangat
memprihatinkan, karena selama ini dikenal sebagai pakan bebek. Jika pakan binatang sudah diambil alih oleh manusia, apalagi penyebabnya kalau bukan kemiskinan? Keterpaksaan oleh keadaanlah yang membuat mereka tidak lagi segan atau malu.
- Kasus nasi aking di Brebes itu hanya merupakan gambaran kecil dari nestapa kemiskinan, yang melingkupi para nelayan di kawasan pantai utara. Pendapatan mereka rata-rata hanya Rp 3.000-Rp 5.000 per hari. Bandingkanlah dengan harga beras yang telah mencapai Rp 4.500 lebih untuk kualitas medium atau layak konsumsi. Padahal, dalam setahun mereka akan mengalami musim paceklik, karena tak bisa melaut selama hampir enam bulan. Sejak Juli lalu, para nelayan, yang sebagian besar berkategori tradisional itu, tidak bisa melaut, karena musim memasuki angin barat, yang ditandai oleh ombak tinggi dan besar. Berarti mereka tidak memiliki penghasilan.
- Tak mengherankan jika kemudian mereka mengonsumsi nasi aking. Bahan pangan tersebut bisa diperoleh seharga Rp 1.000/kg. Para nelayan itu mengatakan, nasi aking lebih mengenyangkan ketimbang nasi jagung, yang harganya tak terpaut banyak. Dalam keadaan tidak ada pemasukan untuk membeli nasi aking pun, kalau bukan menjual barang-barang berharga yang masih tersisa, tentu mengutang kepada tetangga atau penjualnya. Sungguh kenyataan yang mengenaskan. Namun, jika menoleh ke belakang, kita akan bisa memaklumi keadaan semacam itu. Kenaikan harga BBM tahun lalu merontokkan daya beli kaum miskin, termasuk nelayan.
- Penanganan untuk mengentaskan kaum miskin dari kemiskinan, yang dilakukan sejak beberapa waktu lalu, sejauh ini masih dipertanyakan efektivitasnya. Mulai jaring pengaman sosial (JPS) hingga subsidi langsung tunai (SLT) seolah-olah menguap begitu saja. Program-program yang dimaksudkan untuk membantu orang miskin itu justru menimbulkan dampak tak sedap berupa penyelewengan. Sejak awal, upaya tersebut memang diragukan oleh berbagai pihak, karena sifatnya lebih sebagai memberi ikan, bukan kail. Cara-cara demikian hanya akan menyebabkan makin tingginya kebergantungan kaum miskin terhadap program sejenis dari pemerintah.
- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari sekitar 33 juta jiwa penduduk Jateng, 7,5 juta jiwa tergolong miskin. Sekitar 3,2 juta rumah tangga miskin menerima oleh program SLT senilai Rp 1,2 juta per tahun. Dengan asumsi tiap rumah tangga terdiri atas empat jiwa, hampir 12,8 juta jiwa tersentuh oleh subsidi tersebut. Dari jumlah itu 60% merupakan kategori miskin dan sangat miskin. Melihat angka-angka tersebut, kita berharap semestinya tidak terjadi fenomena mengonsumsi nasi aking. Namun, memang harus disadari, kemiskinan bukan sekadar angka. Standar yang lemah dan pendataan yang kurang valid bisa menyebabkan banyak yang lolos.
- Terlepas dari pro dan kontra atas jumlah orang miskin dan metode pengukurannya, kita tidak boleh berhenti berusaha mengentaskan kelompok yang kurang beruntung itu dari belitan kemiskinan. Khusus para nelayan di pantai utara, ada yang menyebutkan kemiskinan telah menjadi “budaya”. Untuk memutus lingkaran kemiskinan itu, dibutuhkan program-program semacam pendidikan, pelatihan-pelatihan keterampilan, serta dibantu permodalan. Lewat langkah tersebut diharapkan kemiskinan tidak lagi diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Pengalaman selama ini, program yang bersifat charity sulit diharapkan bisa menuntaskan.
Nasi Aking Kembali Dikonsumsi
Rabu, 27 Desember, 2006 oleh: Siswono
Nasi Aking Kembali Dikonsumsi
Gizi.net - Mahalnya harga beras di pasaran membuat sebagian warga Kabupaten Serang, Provinsi Banten, kembali mengonsumsi nasi yang dikeringkan atau sering disebut nasi aking. Memakan nasi aking sudah menjadi kebiasaan sebagian warga, terutama pada saat musim paceklik tiba.
Salah satunya adalah warga di Kecamatan Kasemen di sebelah utara Kota Serang, ibu kota Provinsi Banten. Meski jaraknya hanya lima sampai 15 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Serang dan Provinsi Banten, warga di daerah ini masih terbiasa memakan nasi aking sebagai alternatif saat musim paceklik tiba. Nasi aking adalah nasi sisa yang dikeringkan yang kemudian dimasak lagi.
Sedikitnya ada empat desa yang warganya masih mengonsumsi nasi aking, yaitu Desa Kilasah, Sawah Luhur, Margaluyu, dan Banten. Sebagian warga di desa itu terpaksa memakan nasi aking karena tidak mampu membeli beras yang harganya mencapai Rp 4.400-Rp 5.000 per kilogram.
Salah satunya adalah Munasamah, warga Desa Kilasah. Ia mengaku mulai kembali mengonsumsi nasi aking karena harga beras mahal. "Sekarang pada mulai lagi makan aking. Sesekali kalau lagi enggak kebeli beras. Bagi-bagi sama bebek," katanya.
Selain itu, permintaan nasi aking di Sawah Luhur juga meningkat. Menurut Pidin, penjual nasi aking asal Sawah Luhur, permintaan nasi aking meningkat menyusul naiknya harga beras di pasaran. "Sekarang yang nyari ke sini banyak. Tetapi di kota-kota enggak ada yang jual. Sehari paling dapat lima kilogram. Padahal yang diperlukan bisa lebih dari 50 kilogram sehari," katanya.
Karena itu, harga nasi aking di Sawah Luhur juga naik. Untuk nasi aking kualitas baik, harga naik dari Rp 1.000 menjadi Rp 2.000. Adapun harga nasi aking dengan kualitas jelek, harga naik dari Rp 800 menjadi Rp 1.200.
Pidin mengaku, para pembeli nasi aking berasal dari Sawah Luhur dan desa-desa di sekitarnya. Mereka terpaksa membeli nasi aking karena penghasilannya hanya cukup untuk membeli nasi aking.
Sebagian warga Sawah Luhur memang berasal dari kalangan ekonomi lemah. Ariyani misalnya. Sehari-hari ayah lima anak ini mendapatkan penghasilan dari mencari kepiting, rata-rata Rp 5.000. Itu pun tidak setiap hari didapat. "Kadang-kadang malah cuma dapat Rp 2.000 sehari. Hari ini saja cuma dapat empat, kecil-kecil lagi," ujarnya.
Selain dari membeli, sebagian warga mendapatkan nasi aking dari sisa makanan yang dikonsumsinya.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Banten mencoba menekan harga beras dengan melakukan operasi pasar dan menetapkan harga eceran tertinggi beras sebesar Rp 4.400. Selain itu, menurut Kepala Biro Perekonomian Iin Mansyur, pihaknya juga akan menyegerakan pembagian beras untuk rakyat miskin. (nta)
Sumber: http://www.kompas.com/
Ratusan Warga Jakarta Makan Nasi Aking
Selasa, 27 Juli 2010 - 1:24 WIB
MARUNDA (Pos Kota) – Di tengah kemegahan gedung pencakar langit dan gemerlap kehidupan, Jakarta tak lagi menjadi tumpuan harapan untuk mengubah hidup. Karena kini kemiskinan mendera sebagian warga di Ibukota. Di Jakarta Utara misalnya, setiap hari puluhan orang memakan nasi aking.
Ratusan warga Jakarta Utara kini hidup di bawah garis kemiskinan. Yang nyata saja, untuk makan sehari-hari saja terpaksa mencari nasi bekas sisa karyawan Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Cakung, Sukapura, Cilincing. Sedikitnya ada sekitar 30 warga miskin mengomsumsi nasi aking.
Keterpaksaan mereka mengais sisa nasi bekas karena memang tidak mampu membeli beras untuk makan sehari-hari. “Nasi yang saya kumpulkan ini selain untuk makan sehari-hari, juga dibikin nasi aking juga untuk dimakan dan sebagian lagi kami jual ke warga lainnya,” jelas Ijah, warga Kampung Sawah, Semper Timur, Cilincing, yang tengah mengumpulkan nasi bekas di KBN Cakung.
Diakui wanita berusia 40 tahun ini, dirinya mencari nasi sisa karyawan KBN itu sejak delapan tahun silam. Nasi bekas yang dikumpulkan dijemur, setelah telah kering sebagian dikomsumsi dan sebagian lainnya dijual untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Ada juga untuk makan bebek.
Untuk memasak nasi aking itu kata Ijak tidaklah sulit hanya membutuhkan waktu setengah jam, nasi itu langsung dapat disantap. “Setelah kita kukus selama setengah jam nasi itu bisa kita nikmati,” ungkap istri Usep asal Cianjur, Jawa Barat sambil menggandeng anak bungsunya, Zahwa yang berumur 5 tahun.
Pengakuan Ijah, untuk mendapatkan nasi sisa itu tidaklah gampang. Dirinya harus kucing-kucingan dengan petugas keamanan KBN. Pasalnya, jika masuk dan dilihat petugas mereka akan ditangkap dan diusir dari lokasi tersebut. “Saya lihat kelengahan petugas dulu. Kalau aman saya baru masuk bersama kawan-kawan. Begitu juga saat keluar, kami jika harus lihat jam-jam tertentu. Memasuki kawasan bisa pagi, siang dan terkadang malam saat para karyawan kerja lembur,” ucapnya.
Dalam sehari menurut Ijah dirinya mampu mengumpulkan nasi bekas makan karyawan 10 kg hingga 20 kg. Biasanya nasi yang sudah terkumpul itu oleh wanita yang mengaku ngontrak di Kampung Sawah Rp200ribu/bulan itu dipilah-pilah.
Nasi yang yang masih bagus dibawa pulang untuk dimakan bersama keluarganya, atau dijemur sebagai nasi aking untuk di komsumsi sehari-hari maupun dijual. Sedangkan nasi yang sudah terkena sayur biasanya dijual untuk makanan bebek. “Saya makan nasi aking sejak enam tahun lalu,” jelas ibu sembilan anak itu blak-blakan. Bahkan saking susanya, dari sembilan anaknya itu hanya satu orang yang sekolah. Yang lainnya putus sekolah.
Dapat Raskin
Hal senada diakui Eti, warga Kampung Sawah, Semper Timur. Wanita 43 tahun asal Wadas, Karawang, Jawa Barat itu mengaku mengumpulkan nasi bekas untuk nasi aking untuk makan sekeluarga atau dijual.
“Saya juga sejak delapan tahun lalu mengumpulkan nasi bekas sisa karyawan KBN. Jika nasi masih bagus sesampainya di rumah langsung saya makan atau dijemur untuk dijadikan nasi aking,” ujar ibu empat anak itu.
Eti mengakui memang dirinya mendapat jatah raskin (beras miskin) sebanyak 5 kilogram. Namun, beras itu harus beli seharga Rp1.600/kg. “Kalau tidak ada duit saya kan gak bisa beli, jadi saya terpaksa mencari nasi sisa makanan karyawan KBN,” jelasnya.
Bisnis Nasi Aking
Lain lagi dengan Rosiati. Wanita 55 tahun yang hidup sebatangkara ini selain menjadi tukang sapu di kawasan KBN Cakung dia juga mengumpulkan nasi bekas untuk nasi aking. Diakui, gaji yang dia dapat per bulan tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Untuk menutupi kebutuhan itu, ibu dua anak tersebut terpaksa di sela-sela membersihkan di lokasi dia juga mengumpulkan nasi sisa- makanan karyawan KBN. “Hasilnya lumayan, setiap hari rata-rata saya mendapat uang Rp20 hingga Rp30 ribu. Uang itu saya gunakan kebutuhan sehari-hari dan sisanya ditabung,” jelas ibu asal Pemalang, Jawa Tengah tersebut.
Dia mengakui gaji yang dia dapat dari hasil kerja tukang sapu di KBN Rp600/bulan tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Kontrakan saya sebulan Rp200 ribu,” tutur Rosiati yang tinggal di daerah Sukapura, Cilincing itu.
Hidup di bawah kemiskinan juga dirasakan Dariah, 33 warga Kkampung Sawah Blok H. Dia terpaksa mengajak tiga anaknya Zainal, 11, Rosiana,10 dan Rizal untuk mencari nasi bekas di kawasan KBN. Untuk makan dan dijual. “Lumayan pak untuk tambah-tambahan sehari-hari dan membantu suami,” jelas Dariah saat ditemui di kawasan KBN.
Lurah Semper Timur Prawitno, mengaku belum mengetahui secara pasti soal banyaknya warga Kampung Sawah yang mengomsumsi nasi aking. Dia berjanji akan mengecek ke lokasi. “Saya akan cek kebenaran informasi tersebut. Jika itu benar kami akan memberi bantuan, “ janjinya.
Secara terpisah, Iman Satria, Anggota Komisi E DPRD DKI, mendesak Pemprov DKI untuk segera menindaklanjuti temuan tersebut. Pasalnya jika tidak maka akan berdampak sosial yang cukup luas. “Ironis di tengah gemerlap metropolitan, warga Jakarta masih ada yang mengais sisa makanan,” ujar politisi Partai Gerindra ini.
Iman menambahkan, bahwa kejadian ini jelas menampar wajah pemprov. “Ini bukti tidak berjalannya program jaminan keluarga miskin yang saat ini tengah digadangkan Pemprov DKI.” tegasnya. “Kondisi ini tidak akan terjadi jika pejabat di tingkat kelurahan peduli dengan warganya.”
Kanto Baru TNP2K
Sementara itu, Wakil Presiden Boediono, Senin (26/7) memberikan kantor baru kepada TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan), letaknya di belakang Istana Wapres, yakni di Gedung Grand, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat. “Kantor sengaja ditempatkan berdekatan dengan Istana Wapres untuk memungkinkannya komunikasi dengan mudah,” kata Wapres selaku Ketua TNP2K.
Wapres mengatakan, TNP2K nantinya akan bekerja secara serius untuk melaksanakan program penanggulangan kemiskinan. Tim diminta mensistematisasikan program-program tersebut dengan tema, sasaran, dan implementasi yang baik. “Saya minta ada pemikiran-pemikiran yang benar-benar bisa memperbaiki kebijakan, tidak teoritis tapi langsung bisa memperbaiki,” katanya. (wandi/ johara/guruh/B)
Resep Nasi Aking / Masakan Nasi Basi Yang Tidak Enak Dan Bergizi Rendah
Fri, 17/08/2007 - 12:24pm — godam64
Nasi aking adalah makanan khas orang Indonesia yang sedang kelaparan karena dana anggaran yang seharusnya digunakan untuk membiayai rakyat miskin sesuai dengan undang-undang dasar 1945 yang bunyinya "fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara" namun karena minimnya nggaran bagi mereka maka jadinya "fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh jalanan".
Jika pimpinan negara kita orang yang kreatif dan berani maka Indonesia sudah pasti bisa keluar dari krisis ekonomi yang terus menjerat kita bertahun-tahun. nasi aking pun jadi makanan sehari-hari warga miskin finansial yang pada umumnya tidak tahu harus berbuat apa karena memang memiliki ilmu pengetahuan dan kreatifitas yang rendah untuk bisa keluar dari jebakan setan yang mereka hadapi.
Kalau tidak salah nasi aking yang merupakan nasi basi sisa bekas makan orang atau yang tidak terjual dikeringkan pada sinar matahari hingga cukup kering. Dalam prosesnya memang nasi aking adalah nasi yang kotor karena sudah terkena debu, jamur serta kerikil / pasir. Nasi aking bukan dari beras aking, namun beras biasa. Nasi aking dulu digunakan untuk makanan unggas, namun karena daya beli menurun dan kepepet, maka orang mulai memakannya.
Nasi basi biasanya dibersihkan dari sayur dan lauk sisa, dicuci lalu diberi kunyit untuk mengurangi rasa asam karena efek penjamuran yang terjadi. Untuk memasak tinggal rebus saja dengan berbagai bumbu yang tersedia di alam sekitar (biasanya orang yang makan aking tidak punya uang untuk beli bumbu masak). setelah dididihkan beberapa menit dan nasi sudah cukup empuk maka nasi aking siap untuk dihidangkan bersama lauk seadanya seperti garam, sambal, kecap, umbi-umbian, ketela, daun-daunan dan lain sebagainya. Selamat menikmati santapan nasi basi.
Sebaiknya nasi aking dijadikan makanan untuk koruptor yang tertangkap agar mereka merasakan penderitaan rakyat yang mereka abaikan. Orang-orang kaya pelit pun harus mencoba makanan yang satu ini agar tersadar dari nikmat dunia yang dipeluk erat-erat tak mau berbagai dengan sesama manusia. Selain nasi aking juga ada roti buluk yang sudah berjamur untuk selingan nasi aking.
Bagi teman-teman yang sudah sering mengolah nasi aking menjadi makanan yang siap disantap manusia silahkan tulis resepnya.
╤
Dari keempat berita atau informasi diatas, memberikan kesimpulan kepada saya, bahwa adanya nasi aking dilatarbelakangi oleh faktor kemiskinan, naiknya harga sembako, terutama beras, tidak tercukupnya kebutuhan sehari-hari karena gaji kecil dan minimnya skill/kemampuan yang dimiliki sehingga tidak dapat memperoleh pekerjaan yang layak dan terjamin, serta kurangnya pemberian bantuan dana dari pemerintah setempat.
Demikianlah artikel ini saya buat , semoga kita dapat mengambil manfaat yang terkandung didalamnya. Serta tak lupa kita berdo’a bersama-sama agar negara tercinta kita ini dapat menjadi negara yang maju , makmur dan berdedikasi tinggi.
Wassalam ..
Daftar pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Beras#Macam_dan_warna_beras
http://id.wikipedia.org/wiki/Padi
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi_rames
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi_kuning
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi_uduk
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi_tiwul
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi_goreng
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi_aking
http://opini.wordpress.com/2006/09/18/fenomena-nasi-aking-dalam-potret-kemiskinan/
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1167117871,45022,
http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/07/27/ratusan-warga-jakarta-makan-nasi-aking
Mari kita baca selanjutnya !!
Ehhmm,, Sim Salabimm !! ^_^
Proses dari padi menjadi nasi
Setelah padi kita panen, bulir padi (gabah) dipisahkan dari jerami padi. Pemisahan bisa dilakukan secara tradisional maupun modern, cara tradisional yaitu dengan memukulkan seikat padi ke dalam wadah yang telah disiapkan sehingga gabah pun terlepas. Atau dengan cara modern, yaitu langsung menggunakan mesin pemisah gabah. Gabah yang terlepas lalu dikumpulkan dan dijemur. Setelah kering, gabah disimpan atau dapat langsung ditumbuk/digiling. Sehingga beras terpisah dari sekam (kulit gabah). Beras inilah yang nantinya akan dijual di pasaran. Beras memiliki berbagai jenis dan warna, ada yang beras “biasa” yaitu beras yang berwarna putih agak transparan, beras inilah yang sering diproduksi dipasaran. Ada pula beras merah, beras hitam (sangat langka), ketan (beras ketan), dan ketan hitam. Proses selanjutnya, beras yang sudah kita cuci bersih lalu kita rebus dengan air. Perebusan beras sering dikenal dengan istilah “tim”. Perebusan beras dengan air yang berlebih dapat menjadi bubur. Setelah direbus, lalu di tanak didalam wadah yang disebut dandang. Penanakan diperlukan untuk membangkitkan aroma nasi dan membuatnya lebih lunak. Lamanya proses penanakan kurang lebih 30 menit. Nasi pun siap dihidangkan.
Tidak hanya menjadi nasi, beras pun bisa kita olah menjadi hidangan yang melezatkan, seperti pada saat pengukusan beras, bisa dilakukan dengan pembungkusan, misalnya dengan anyaman daun kelapa muda menjadi ketupat, dengan daun pisang atau plastik menjadi lontong atau sebagainya. Selain itu, beras juga bisa sebagai bahan pembuat kue-kue, utamanya sih dari ketan, termasuk pula untuk dijadikan tapai. Nah, ada lagi nih minuman yang populer dari olahan beras yaitu jamu beras kencur, arak dan air tajin. Dan juga obat balur untuk mengurangi rasa pegal (param).
Selain beras, nasi pun bisa kita olah menjadi berbagai hidangan lain yang menarik dan juga tidak akan mengurangi bahkan akan menambah cita rasa nasi tersebut, olahannya itu seperti yang sering kita coba di rumah, atau di jajaran pasar, bahkan di pinggir jalan diantaranya ada yang diolah menjadi nasi rames, nasi kuning, nasi uduk, nasi timbel, nasi goreng, dan nasi-nasi lainnya.
Simakk lagi yaaa !!!...
Si Abrak ketabrakk gubraaakk .. ^_^
• Nasi Rames...
Nasi rames adalah nasi putih biasa yang biasanya di padu padakan dengan beraneka macam lauk-pauk. Atau bisa disebut dengan nasi campur. Eemm..kita dapat menikmati nasi rames ini sesuai dengan selera kita. Ya tentu aja aneka lauk pauk itu tergantung dari warung atau rumah makan yang menyediakannya. Masakan ini sering dijual dengan menggunakan bungkus kertas atau daun pisang.
• Nasi Kuning...
Berbeda dengan nasi rames, Nasi kuning itu terbuat dari beras yang dimasak bersama dengan kunyit serta santan dan rempah-rempah. Nasi kuning adalah salah satu variasi dari nasi putih yang sering digunakan sebagai tumpeng. Dalam tradisi Indonesia warna nasi kuning melambangkan gunung emas yang bermakna kekayaan, kemakmuran serta moral yang luhur. Oleh sebab itu nasi kuning sering disajikan pada peristiwa syukuran dan peristiwa-peristiwa gembira seperti kelahiran, pernikahan dan tunangan. Dalam tradisi Bali, warna kuning adalah salah satu dari empat warna keramat yang ada, disamping putih, merah dan hitam. Oleh karena itu, nasi kuning sering dijadikan sajian pada upacara kuningan.
• Nasi Uduk...
Lain lagi halnya dengan nasi uduk, makanan yang berbahan dasar nasi putih ini diaron dan dikukus dengan santan dari kelapa yang diparut, serta dibumbui dengan berbagai macam rempah-rempah khas Indonesia. Nasi uduk memiliki aroma yang khas dan biasanya banyak dijual pada pagi hari.
• Nasi Tiwul...
Tiwul, atau Thiwul adalah makanan pokok pengganti nasi, beras yang dibuat dari ketela pohon atau singkong. Penduduk Pegunungan Kidul (Pacitan, Wonogiri, Gunung Kidul) dikenal mengkonsumsi jenis makanan ini sehari-hari.
Tiwul dibuat dari gaplek. Sebagai makanan pokok, kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti beras. Tiwul dipercaya mencegah penyakit maag, perut keroncongan, dan lain sebagainya. Tiwul pernah digunakan untuk makanan pokok sebagian penduduk Indonesia pada masa penjajahan Jepang.
• Nasi Goreng...
Nah, untuk makanan yang satu ini nihh, banyak banget dijumpai, dimana-mana banyak yang jual. Bahkan sering juga dibuat oleh para mama-mama yang hobinya memasak di rumah. Emm.... nyammi...
Oh yaa, ternyata nasi goreng merupakan komponen yang sangat penting dari masakan tradisional Thionghoa lohh !. Menurut catatan sejarah, nasi goreng sudah mulai ada sejak 4000 SM. Nasi goreng kemudian tersebar ke Asia Tenggara dibawa oleh perantau-perantau Tionghoa yang menetap di sana dan menciptakan nasi goreng khas lokal yang didasarkan atas perbedaan bumbu-bumbu dan cara menggoreng. Nasi goreng sebenarnya muncul dari beberapa sifat dalam kebudayaan Tionghoa, yang tidak suka mencicipi makanan dingin dan juga membuang sisa makanan beberapa hari sebelumnya. Makanya, nasi yang dingin itu kemudian digoreng untuk dihidangkan kembali di meja makan untuk siap disantap.
Banyak diantara kita yang sering banget gak mau makan, bahkan sering juga membuang-buang nasi ke tempat sampah karena gak diabisin atau juga memberikannya pada bebek-bebek atau ayam-ayam yang mereka pelihara, tapi itu lebih baik daripada nasi itu dibuang begitu saja tanpa adanya rasa kasihan dan tanggung jawab. Emmmm... Sungguh malangnya nasib si nasi.
Seharusnya kita dapat berpikir berulang-ulang kali untuk membuang nasi itu. Sungguh masih banyak orang-orang diluar sana yang kelaparan, yang ingin sekali makan, tapi karena faktor finansial mereka yang kurang beruntung, jadi mereka harus menanggung segala akibatnya. Mereka harus terus mencari dan mencari uang setiap hari hanya untuk membeli nasi atau makanan yang lainnya yang bisa mereka dapatkan dari hasil keringat mereka. Mereka yang dapat makan dengan nasi dan lauk yang apa adanya pun itu sudah merupakan santapan istimewa untuk mereka. Bahkan mereka tak jarang memunguti nasi dan makanan lainnya dari tempat-tempat kotor dan tak layak untuk mereka.
Karena faktor kemiskinan inilah, sehingga mereka sering membuat nasi aking yaitu makanan yang berasal dari sisa-sisa nasi yang tak termakan yang dibersihkan dan dikeringkan di terik matahari. Nasi aking biasanya dijual sebagai makanan unggas. Tetapi belakangan masyarakat pun mulai mengkonsumsi nasi aking. Nasi aking bukanlah makanan yang layak dikonsumsi manusia; berwarna coklat dan dipenuhi jamur. Namun, masyarakat kelas bawah menjadikannya sebagai makanan pokok pengganti nasi karena tak mampu membeli beras. Untuk menghilangkan bau, nasi aking terlebih dahulu dipisahkan dari kotoran, dicuci, dijemur, lalu diberi kunyit untuk mengurangi rasa asam akibat jamur yang tertinggal.
Mari kita baca dan renungkan berita-berita dibawah ini !!
Fenomena Nasi Aking dalam Potret Kemiskinan
Tajuk Suara Merdeka, Senin, 18 September 2006
- Akhir-akhir ini fenomena nasi aking muncul dalam pemberitaan di media massa. Warga di beberapa daerah mulai mengonsumsi hasil pengeringan nasi, yang ditanak lagi itu. Antara lain dialami oleh nelayan di wilayah Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes. Kemungkinan besar kasus serupa juga terjadi di daerah-daerah lain, tetapi tidak atau belum terjangkau media massa. Fenomena nasi aking sangat
memprihatinkan, karena selama ini dikenal sebagai pakan bebek. Jika pakan binatang sudah diambil alih oleh manusia, apalagi penyebabnya kalau bukan kemiskinan? Keterpaksaan oleh keadaanlah yang membuat mereka tidak lagi segan atau malu.
- Kasus nasi aking di Brebes itu hanya merupakan gambaran kecil dari nestapa kemiskinan, yang melingkupi para nelayan di kawasan pantai utara. Pendapatan mereka rata-rata hanya Rp 3.000-Rp 5.000 per hari. Bandingkanlah dengan harga beras yang telah mencapai Rp 4.500 lebih untuk kualitas medium atau layak konsumsi. Padahal, dalam setahun mereka akan mengalami musim paceklik, karena tak bisa melaut selama hampir enam bulan. Sejak Juli lalu, para nelayan, yang sebagian besar berkategori tradisional itu, tidak bisa melaut, karena musim memasuki angin barat, yang ditandai oleh ombak tinggi dan besar. Berarti mereka tidak memiliki penghasilan.
- Tak mengherankan jika kemudian mereka mengonsumsi nasi aking. Bahan pangan tersebut bisa diperoleh seharga Rp 1.000/kg. Para nelayan itu mengatakan, nasi aking lebih mengenyangkan ketimbang nasi jagung, yang harganya tak terpaut banyak. Dalam keadaan tidak ada pemasukan untuk membeli nasi aking pun, kalau bukan menjual barang-barang berharga yang masih tersisa, tentu mengutang kepada tetangga atau penjualnya. Sungguh kenyataan yang mengenaskan. Namun, jika menoleh ke belakang, kita akan bisa memaklumi keadaan semacam itu. Kenaikan harga BBM tahun lalu merontokkan daya beli kaum miskin, termasuk nelayan.
- Penanganan untuk mengentaskan kaum miskin dari kemiskinan, yang dilakukan sejak beberapa waktu lalu, sejauh ini masih dipertanyakan efektivitasnya. Mulai jaring pengaman sosial (JPS) hingga subsidi langsung tunai (SLT) seolah-olah menguap begitu saja. Program-program yang dimaksudkan untuk membantu orang miskin itu justru menimbulkan dampak tak sedap berupa penyelewengan. Sejak awal, upaya tersebut memang diragukan oleh berbagai pihak, karena sifatnya lebih sebagai memberi ikan, bukan kail. Cara-cara demikian hanya akan menyebabkan makin tingginya kebergantungan kaum miskin terhadap program sejenis dari pemerintah.
- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari sekitar 33 juta jiwa penduduk Jateng, 7,5 juta jiwa tergolong miskin. Sekitar 3,2 juta rumah tangga miskin menerima oleh program SLT senilai Rp 1,2 juta per tahun. Dengan asumsi tiap rumah tangga terdiri atas empat jiwa, hampir 12,8 juta jiwa tersentuh oleh subsidi tersebut. Dari jumlah itu 60% merupakan kategori miskin dan sangat miskin. Melihat angka-angka tersebut, kita berharap semestinya tidak terjadi fenomena mengonsumsi nasi aking. Namun, memang harus disadari, kemiskinan bukan sekadar angka. Standar yang lemah dan pendataan yang kurang valid bisa menyebabkan banyak yang lolos.
- Terlepas dari pro dan kontra atas jumlah orang miskin dan metode pengukurannya, kita tidak boleh berhenti berusaha mengentaskan kelompok yang kurang beruntung itu dari belitan kemiskinan. Khusus para nelayan di pantai utara, ada yang menyebutkan kemiskinan telah menjadi “budaya”. Untuk memutus lingkaran kemiskinan itu, dibutuhkan program-program semacam pendidikan, pelatihan-pelatihan keterampilan, serta dibantu permodalan. Lewat langkah tersebut diharapkan kemiskinan tidak lagi diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Pengalaman selama ini, program yang bersifat charity sulit diharapkan bisa menuntaskan.
Nasi Aking Kembali Dikonsumsi
Rabu, 27 Desember, 2006 oleh: Siswono
Nasi Aking Kembali Dikonsumsi
Gizi.net - Mahalnya harga beras di pasaran membuat sebagian warga Kabupaten Serang, Provinsi Banten, kembali mengonsumsi nasi yang dikeringkan atau sering disebut nasi aking. Memakan nasi aking sudah menjadi kebiasaan sebagian warga, terutama pada saat musim paceklik tiba.
Salah satunya adalah warga di Kecamatan Kasemen di sebelah utara Kota Serang, ibu kota Provinsi Banten. Meski jaraknya hanya lima sampai 15 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Serang dan Provinsi Banten, warga di daerah ini masih terbiasa memakan nasi aking sebagai alternatif saat musim paceklik tiba. Nasi aking adalah nasi sisa yang dikeringkan yang kemudian dimasak lagi.
Sedikitnya ada empat desa yang warganya masih mengonsumsi nasi aking, yaitu Desa Kilasah, Sawah Luhur, Margaluyu, dan Banten. Sebagian warga di desa itu terpaksa memakan nasi aking karena tidak mampu membeli beras yang harganya mencapai Rp 4.400-Rp 5.000 per kilogram.
Salah satunya adalah Munasamah, warga Desa Kilasah. Ia mengaku mulai kembali mengonsumsi nasi aking karena harga beras mahal. "Sekarang pada mulai lagi makan aking. Sesekali kalau lagi enggak kebeli beras. Bagi-bagi sama bebek," katanya.
Selain itu, permintaan nasi aking di Sawah Luhur juga meningkat. Menurut Pidin, penjual nasi aking asal Sawah Luhur, permintaan nasi aking meningkat menyusul naiknya harga beras di pasaran. "Sekarang yang nyari ke sini banyak. Tetapi di kota-kota enggak ada yang jual. Sehari paling dapat lima kilogram. Padahal yang diperlukan bisa lebih dari 50 kilogram sehari," katanya.
Karena itu, harga nasi aking di Sawah Luhur juga naik. Untuk nasi aking kualitas baik, harga naik dari Rp 1.000 menjadi Rp 2.000. Adapun harga nasi aking dengan kualitas jelek, harga naik dari Rp 800 menjadi Rp 1.200.
Pidin mengaku, para pembeli nasi aking berasal dari Sawah Luhur dan desa-desa di sekitarnya. Mereka terpaksa membeli nasi aking karena penghasilannya hanya cukup untuk membeli nasi aking.
Sebagian warga Sawah Luhur memang berasal dari kalangan ekonomi lemah. Ariyani misalnya. Sehari-hari ayah lima anak ini mendapatkan penghasilan dari mencari kepiting, rata-rata Rp 5.000. Itu pun tidak setiap hari didapat. "Kadang-kadang malah cuma dapat Rp 2.000 sehari. Hari ini saja cuma dapat empat, kecil-kecil lagi," ujarnya.
Selain dari membeli, sebagian warga mendapatkan nasi aking dari sisa makanan yang dikonsumsinya.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Banten mencoba menekan harga beras dengan melakukan operasi pasar dan menetapkan harga eceran tertinggi beras sebesar Rp 4.400. Selain itu, menurut Kepala Biro Perekonomian Iin Mansyur, pihaknya juga akan menyegerakan pembagian beras untuk rakyat miskin. (nta)
Sumber: http://www.kompas.com/
Ratusan Warga Jakarta Makan Nasi Aking
Selasa, 27 Juli 2010 - 1:24 WIB
MARUNDA (Pos Kota) – Di tengah kemegahan gedung pencakar langit dan gemerlap kehidupan, Jakarta tak lagi menjadi tumpuan harapan untuk mengubah hidup. Karena kini kemiskinan mendera sebagian warga di Ibukota. Di Jakarta Utara misalnya, setiap hari puluhan orang memakan nasi aking.
Ratusan warga Jakarta Utara kini hidup di bawah garis kemiskinan. Yang nyata saja, untuk makan sehari-hari saja terpaksa mencari nasi bekas sisa karyawan Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Cakung, Sukapura, Cilincing. Sedikitnya ada sekitar 30 warga miskin mengomsumsi nasi aking.
Keterpaksaan mereka mengais sisa nasi bekas karena memang tidak mampu membeli beras untuk makan sehari-hari. “Nasi yang saya kumpulkan ini selain untuk makan sehari-hari, juga dibikin nasi aking juga untuk dimakan dan sebagian lagi kami jual ke warga lainnya,” jelas Ijah, warga Kampung Sawah, Semper Timur, Cilincing, yang tengah mengumpulkan nasi bekas di KBN Cakung.
Diakui wanita berusia 40 tahun ini, dirinya mencari nasi sisa karyawan KBN itu sejak delapan tahun silam. Nasi bekas yang dikumpulkan dijemur, setelah telah kering sebagian dikomsumsi dan sebagian lainnya dijual untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Ada juga untuk makan bebek.
Untuk memasak nasi aking itu kata Ijak tidaklah sulit hanya membutuhkan waktu setengah jam, nasi itu langsung dapat disantap. “Setelah kita kukus selama setengah jam nasi itu bisa kita nikmati,” ungkap istri Usep asal Cianjur, Jawa Barat sambil menggandeng anak bungsunya, Zahwa yang berumur 5 tahun.
Pengakuan Ijah, untuk mendapatkan nasi sisa itu tidaklah gampang. Dirinya harus kucing-kucingan dengan petugas keamanan KBN. Pasalnya, jika masuk dan dilihat petugas mereka akan ditangkap dan diusir dari lokasi tersebut. “Saya lihat kelengahan petugas dulu. Kalau aman saya baru masuk bersama kawan-kawan. Begitu juga saat keluar, kami jika harus lihat jam-jam tertentu. Memasuki kawasan bisa pagi, siang dan terkadang malam saat para karyawan kerja lembur,” ucapnya.
Dalam sehari menurut Ijah dirinya mampu mengumpulkan nasi bekas makan karyawan 10 kg hingga 20 kg. Biasanya nasi yang sudah terkumpul itu oleh wanita yang mengaku ngontrak di Kampung Sawah Rp200ribu/bulan itu dipilah-pilah.
Nasi yang yang masih bagus dibawa pulang untuk dimakan bersama keluarganya, atau dijemur sebagai nasi aking untuk di komsumsi sehari-hari maupun dijual. Sedangkan nasi yang sudah terkena sayur biasanya dijual untuk makanan bebek. “Saya makan nasi aking sejak enam tahun lalu,” jelas ibu sembilan anak itu blak-blakan. Bahkan saking susanya, dari sembilan anaknya itu hanya satu orang yang sekolah. Yang lainnya putus sekolah.
Dapat Raskin
Hal senada diakui Eti, warga Kampung Sawah, Semper Timur. Wanita 43 tahun asal Wadas, Karawang, Jawa Barat itu mengaku mengumpulkan nasi bekas untuk nasi aking untuk makan sekeluarga atau dijual.
“Saya juga sejak delapan tahun lalu mengumpulkan nasi bekas sisa karyawan KBN. Jika nasi masih bagus sesampainya di rumah langsung saya makan atau dijemur untuk dijadikan nasi aking,” ujar ibu empat anak itu.
Eti mengakui memang dirinya mendapat jatah raskin (beras miskin) sebanyak 5 kilogram. Namun, beras itu harus beli seharga Rp1.600/kg. “Kalau tidak ada duit saya kan gak bisa beli, jadi saya terpaksa mencari nasi sisa makanan karyawan KBN,” jelasnya.
Bisnis Nasi Aking
Lain lagi dengan Rosiati. Wanita 55 tahun yang hidup sebatangkara ini selain menjadi tukang sapu di kawasan KBN Cakung dia juga mengumpulkan nasi bekas untuk nasi aking. Diakui, gaji yang dia dapat per bulan tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Untuk menutupi kebutuhan itu, ibu dua anak tersebut terpaksa di sela-sela membersihkan di lokasi dia juga mengumpulkan nasi sisa- makanan karyawan KBN. “Hasilnya lumayan, setiap hari rata-rata saya mendapat uang Rp20 hingga Rp30 ribu. Uang itu saya gunakan kebutuhan sehari-hari dan sisanya ditabung,” jelas ibu asal Pemalang, Jawa Tengah tersebut.
Dia mengakui gaji yang dia dapat dari hasil kerja tukang sapu di KBN Rp600/bulan tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Kontrakan saya sebulan Rp200 ribu,” tutur Rosiati yang tinggal di daerah Sukapura, Cilincing itu.
Hidup di bawah kemiskinan juga dirasakan Dariah, 33 warga Kkampung Sawah Blok H. Dia terpaksa mengajak tiga anaknya Zainal, 11, Rosiana,10 dan Rizal untuk mencari nasi bekas di kawasan KBN. Untuk makan dan dijual. “Lumayan pak untuk tambah-tambahan sehari-hari dan membantu suami,” jelas Dariah saat ditemui di kawasan KBN.
Lurah Semper Timur Prawitno, mengaku belum mengetahui secara pasti soal banyaknya warga Kampung Sawah yang mengomsumsi nasi aking. Dia berjanji akan mengecek ke lokasi. “Saya akan cek kebenaran informasi tersebut. Jika itu benar kami akan memberi bantuan, “ janjinya.
Secara terpisah, Iman Satria, Anggota Komisi E DPRD DKI, mendesak Pemprov DKI untuk segera menindaklanjuti temuan tersebut. Pasalnya jika tidak maka akan berdampak sosial yang cukup luas. “Ironis di tengah gemerlap metropolitan, warga Jakarta masih ada yang mengais sisa makanan,” ujar politisi Partai Gerindra ini.
Iman menambahkan, bahwa kejadian ini jelas menampar wajah pemprov. “Ini bukti tidak berjalannya program jaminan keluarga miskin yang saat ini tengah digadangkan Pemprov DKI.” tegasnya. “Kondisi ini tidak akan terjadi jika pejabat di tingkat kelurahan peduli dengan warganya.”
Kanto Baru TNP2K
Sementara itu, Wakil Presiden Boediono, Senin (26/7) memberikan kantor baru kepada TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan), letaknya di belakang Istana Wapres, yakni di Gedung Grand, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat. “Kantor sengaja ditempatkan berdekatan dengan Istana Wapres untuk memungkinkannya komunikasi dengan mudah,” kata Wapres selaku Ketua TNP2K.
Wapres mengatakan, TNP2K nantinya akan bekerja secara serius untuk melaksanakan program penanggulangan kemiskinan. Tim diminta mensistematisasikan program-program tersebut dengan tema, sasaran, dan implementasi yang baik. “Saya minta ada pemikiran-pemikiran yang benar-benar bisa memperbaiki kebijakan, tidak teoritis tapi langsung bisa memperbaiki,” katanya. (wandi/ johara/guruh/B)
Resep Nasi Aking / Masakan Nasi Basi Yang Tidak Enak Dan Bergizi Rendah
Fri, 17/08/2007 - 12:24pm — godam64
Nasi aking adalah makanan khas orang Indonesia yang sedang kelaparan karena dana anggaran yang seharusnya digunakan untuk membiayai rakyat miskin sesuai dengan undang-undang dasar 1945 yang bunyinya "fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara" namun karena minimnya nggaran bagi mereka maka jadinya "fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh jalanan".
Jika pimpinan negara kita orang yang kreatif dan berani maka Indonesia sudah pasti bisa keluar dari krisis ekonomi yang terus menjerat kita bertahun-tahun. nasi aking pun jadi makanan sehari-hari warga miskin finansial yang pada umumnya tidak tahu harus berbuat apa karena memang memiliki ilmu pengetahuan dan kreatifitas yang rendah untuk bisa keluar dari jebakan setan yang mereka hadapi.
Kalau tidak salah nasi aking yang merupakan nasi basi sisa bekas makan orang atau yang tidak terjual dikeringkan pada sinar matahari hingga cukup kering. Dalam prosesnya memang nasi aking adalah nasi yang kotor karena sudah terkena debu, jamur serta kerikil / pasir. Nasi aking bukan dari beras aking, namun beras biasa. Nasi aking dulu digunakan untuk makanan unggas, namun karena daya beli menurun dan kepepet, maka orang mulai memakannya.
Nasi basi biasanya dibersihkan dari sayur dan lauk sisa, dicuci lalu diberi kunyit untuk mengurangi rasa asam karena efek penjamuran yang terjadi. Untuk memasak tinggal rebus saja dengan berbagai bumbu yang tersedia di alam sekitar (biasanya orang yang makan aking tidak punya uang untuk beli bumbu masak). setelah dididihkan beberapa menit dan nasi sudah cukup empuk maka nasi aking siap untuk dihidangkan bersama lauk seadanya seperti garam, sambal, kecap, umbi-umbian, ketela, daun-daunan dan lain sebagainya. Selamat menikmati santapan nasi basi.
Sebaiknya nasi aking dijadikan makanan untuk koruptor yang tertangkap agar mereka merasakan penderitaan rakyat yang mereka abaikan. Orang-orang kaya pelit pun harus mencoba makanan yang satu ini agar tersadar dari nikmat dunia yang dipeluk erat-erat tak mau berbagai dengan sesama manusia. Selain nasi aking juga ada roti buluk yang sudah berjamur untuk selingan nasi aking.
Bagi teman-teman yang sudah sering mengolah nasi aking menjadi makanan yang siap disantap manusia silahkan tulis resepnya.
╤
Dari keempat berita atau informasi diatas, memberikan kesimpulan kepada saya, bahwa adanya nasi aking dilatarbelakangi oleh faktor kemiskinan, naiknya harga sembako, terutama beras, tidak tercukupnya kebutuhan sehari-hari karena gaji kecil dan minimnya skill/kemampuan yang dimiliki sehingga tidak dapat memperoleh pekerjaan yang layak dan terjamin, serta kurangnya pemberian bantuan dana dari pemerintah setempat.
Demikianlah artikel ini saya buat , semoga kita dapat mengambil manfaat yang terkandung didalamnya. Serta tak lupa kita berdo’a bersama-sama agar negara tercinta kita ini dapat menjadi negara yang maju , makmur dan berdedikasi tinggi.
Wassalam ..
Daftar pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Beras#Macam_dan_warna_beras
http://id.wikipedia.org/wiki/Padi
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi_rames
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi_kuning
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi_uduk
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi_tiwul
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi_goreng
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi_aking
http://opini.wordpress.com/2006/09/18/fenomena-nasi-aking-dalam-potret-kemiskinan/
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1167117871,45022,
http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/07/27/ratusan-warga-jakarta-makan-nasi-aking
Langganan:
Postingan (Atom)